Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Growol, Kuliner Khas Kulon Progo yang Sepi Peminat tapi Banyak Khasiat

Kompas.com - 24/02/2022, 15:36 WIB
Kompasianer Ardalena Romantika,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Sumber Kompasiana

KOMPAS.com - Kabupaten Kulon Progo mulai dikenal orang ketika adanya pembangunan Bandara YIA dan slogan "Bela Beli Kulon Progo" beberapa tahun belakangan.

Kenyataannya, Kulon Progo memiliki banyak pesona, lebih dari sekadar bandara dan slogan.

Kabupaten ini memiliki berbagai macam makanan khas yang amat unik dan tak akan Anda jumpai di daerah lain.

Sebut saja geblek, si mungil berbentuk angka 8 dengan rasa yang gurih dan tekstur yang kenyal ini sukses menjadi primadona kuliner Kulon Progo.

Jika Anda berkunjung ke toko oleh-oleh di Kulon Progo, si mungil inilah yang pertama kali akan ditawarkan.

Baca juga: 8 Kuliner Khas Imlek dan Makna-makna di Baliknya

Namun untuk kali ini bukan geblek yang akan kita bahas. Kita akan berkenalan dengan growol, makanan sumber karbohidrat yang sangat legendaris tapi sayangnya tak banyak diminati.

Padahal, makanan ini memiliki banyak khasiat dan menjadi pahlawan pangan jauh sebelum Indonesia merdeka.

Mengenal makanan Growol

Tak kenal maka tak sayang. Tapi kalaupun memang tak sayang juga tak apa. Asalkan jangan sampai Anda tak kenal dengan makanan unik yang satu ini.

Eksistensi growol tercatat dalam Serat Centhini Jilid V, Pupuh 349 Bait 25-29, tahun 1814.

Kala itu, sayur besengek booming sebagai olahan sayur yang digandrungi masyarakat. Sayur ini umumnya dihidangkan dengan nasi.

Akan tetapi, uniknya, oleh masyarakat Kulon Progo sayur ini dihidangkan bersama dengan growol.

Dulu, growol berperan sebagai makanan pengganti nasi ketika paceklik tiba. Ketika sawah-sawah kekeringan dan produksi padi menurun, ketela pohon atau singkong menjadi bahan makanan andalan. Hal ini karena ketela dapat hidup dengan baik di daratan yang kering.

Sebagian wilayah Kulon Progo berada di daerah dataran rendah yang panas, sehingga singkong pohon merupakan salah satu komoditas yang utama.

Oleh karena itu, bahan baku growol amat melimpah. Growol pun menjadi lumbung ketahanan pangan di kala itu.

Cara pembuatan growol terbilang mudah tapi memakan waktu yang tidak sebentar. Bagaimana tidak, dalam proses pembuatannya, ketela pohon atau singkong yang telah dikupas dan dipotong-potong, direndam selama 3 sampai 4 hari berturut-turut.

Setelah direndam, ketela pohon atau singkong tersebut dicuci hingga bersih, lalu digiling.

Hasil penggilingan lalu dikukus dan dikemas dalam plastik ataupun keranjang bambu, baru kemudian dihidangkan.

Jadi, butuh waktu setidaknya 4 hari untuk memproduksi growol yang siap dikonsumsi. Daya tahan growol sendiri adalah sekitar 4 hari.

Kurang populer

Banyak generasi muda yang kurang menyukai makanan ini, karena baunya yang aneh dan rasanya yang hambar, bahkan terkadang muncul rasa asam.

Oleh karena itu, mayoritas penggemar growol adalah orang-orang tua yang memang sejak dahulu sudah mengonsumsi makanan olahan ketela ini.

Saat ini, konsumen growol didominasi oleh para lansia dan pengidap diabetes karena makanan ini memiliki kadar glikemik rendah, sehingga direkomendasikan sebagai pengganti nasi.

Untuk mengakali rasanya yang hambar, growol biasa dinikmati bersama tempe benguk, srundeng, pentho dan kethak.

Pentho merupakan lauk berbahan dasar kelapa muda dan telur, sedangkan kethak berbahan dasar endapan dari pengolahan minyak kelapa.

Dua lauk ini juga merupakan kuliner khas Kulon Progo yang tak kalah menarik untuk dibahas di lain kesempatan.

Khasiat growol untuk pencernaan

Tak hanya berperan sebagai makanan pengganti nasi, growol memiliki satu khasiat unik, yakni menjaga kesehatan pencernaan dan berperan penting untuk mencegah diare.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suharni pada tahun 1984, dalam proses fermentasi ketela (saat direndam), tumbuh mikroba Coryneform, Streptococcus, Bacillus, Actinobacter yang kemudian diikuti oleh Lactobacillus dan yeast hingga akhir fermentasi.

Selama proses ini berlangsung, bakteri asam laktat akan mendominasi. Nah, bakteri inilah yang kemudian berperan sebagai probiotik.

Apa fungsi dari probiotik? Probiotik dalam growol berperan penting untuk meningkatkan proporsi bakteri baik dalam organ-organ pencernaan.

Baca juga: 6 Kuliner Khas Andalan Ternate yang Wajib Anda Coba

Selain itu, kadar serat kasar dalam growol sangat tinggi, dan berfungsi sebagai prebiotik yang akan menjadi makanan bagi probiotik untuk kelangsungan hidupnya di saluran pencernaan.

Yang lebih menarik lagi, probiotik dan prebiotik dalam growol merupakan perpaduan yang bersinergi untuk mempertahankan fungsi saluran pencernaan selalu sehat.

Mengenai khasiat untuk pencegahan diare, sudah ada penelitian yang membuktikannya.

Dalam Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Anastasia dan kawan-kawan mengamati data kejadian diare di Puskesmas Galur II Kulon Progo, dan menemukan bahwa kelompok orang yang tidak mengonsumsi growol berpotensi lebih tinggi hingga 4 kali lipat untuk terkena diare dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi growol.

Menurut penelitian tersebut, untuk mencegah diare, growol harus dikonsumsi terus-menerus minimal 6 atau 4 kali dalam seminggu.

Semakin sering kita mengonsumsi growol, semakin sehat pencernaan kita, karena ada semakin banyak probiotik di dalam pencernaan.

Namun yang perlu diingat, jangan mengonsumsi secara berlebihan, ya! Bagaimanapun, karena terbuat dari singkong, growol sangat minim kandungan protein.

Tetap imbangi konsumsi growol dengan makanan lain yang kaya protein, vitamin, zat besi, dan zat-zat bermanfaat bagi tubuh lainnya

Dari uraian tersebut, jelaslah bahwa growol memiliki khasiat bagi pencernaan kita. Selain itu, growol juga efektif untuk Anda yang ingin mengurangi porsi makan, karena memiliki kandungan karbohidrat dan serat yang lebih tinggi dari nasi sehingga menimbulkan rasa kenyang lebih lama.

Di mana growol dapat dijumpai?

Bagi Anda yang tertarik untuk mencicipi makanan ini, cukup datang saja ke pasar-pasar tradisional di Kulon Progo.

Untuk harganya, growol utuh dijual dengan kisaran harga Rp 25.000 hingga Rp 30.000. Ada juga growol irisan yang dijual dengan harga Rp 3.000 sampai Rp 5000.

Selain itu, terdapat beberapa wilayah yang menjadi pusat produksi growol. Salah satunya adalah industri growol di Kalurahan Hargomulyo, Kokap. Industri ini bahkan sudah melayani penjualan growol untuk wilayah Jabodetabek.

Baca juga: Selain Tengkleng, Ini 10 Kuliner Khas Solo yang Wajib Dicoba

Growol yang diproduksi pun spesial karena teksturnya lembut dan tidak ada rasa asam sama sekali sehingga cocok untuk menemani sayur, lauk-pauk, hingga susu kental manis. Menarik bukan?

So, buat Anda yang sedang mengunjungi Kulon Progo, jangan sampai melewatkan sensasi mencicipi growol, ya! Untuk yang belum pernah berkunjung, jangan lupa untuk menambahkan growol ke dalam daftar kunjungan Anda.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Mengenal Growol, Makanan Khas Kulon Progo yang Sepi Peminat tapi Banyak Khasiat"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com