Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surabaya Kota Termacet di Indonesia Kalahkan Jakarta, Bagaimana Bisa?

Kompas.com - 15/01/2022, 06:39 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

Artinya peringkat Surabaya melorot dari posisi 361 pada tahun 2020 dalam penelitian yang sama setahun sebelumnya.

Baca juga: 7 Coffee Shop di Surabaya Barat, Cocok untuk Tempat Nongkrong

Hanya Bogor yang tak turun peringkat

Sementara menurut INRIX, Jakarta yang tahun lalu menempati urutan 55 kini turun ke urutan 222 dunia dan jadi kota termacet kedua di Indonesia.

Jumlah waktu yang hilang karena menghadapi kemacetan di Jakarta turun dari mencapai 409 jam di tahun sebelumnya menjadi hanya 28 jam.

Di urutan ketiga adalah Denpasar yang juga turun peringkat dari urutan 142 tahun lalu menjadi 291 tahun ini, dengan jumlah waktu yang hilang karena menghadapi kemacetan turun dari 359 jam di tahun sebelumnya menjadi hanya 31 jam.

Berikutnya di urutan keempat adalah Malang yang juga turun peringkat dari urutan 46 tahun lalu menjadi 334 tahun ini, dengan jumlah waktu yang hilang karena menghadapi kemacetan turun dari 394 jam di tahun sebelumnya menjadi hanya 29 jam.

Terakhir di urutan kelima adalah Bogor yang naik peringkat dari urutan 1014 tahun lalu menjadi 821 tahun ini.

Jumlah waktu yang hilang karena menghadapi kemacetan turun dari 861 jam di tahun sebelumnya menjadi hanya 7 jam saja.

Baca juga: 5 Kota Termacet di Indonesia, Surabaya Geser Jakarta dari Peringkat 1

Mengapa Surabaya dinyatakan lebih macet daripada Jakarta?

Hasil survei Global Traffic Scorecard pada tahun 2021 yang dirilis INRIX tersebut diolah dari gabungan data anonim mulai dari ponsel, mobil, truk, dan kota yang menghasilkan data yang kuat dan akurat.

Dalam penyusunan Global Traffic Scorecard 2021 data yang digunakan adalah status kemacetan atau tidak macet dari setiap segmen jalan untuk setiap menit dalam sehari seperti yang digunakan oleh jutaan pengemudi di seluruh dunia yang menggunakan layanan lalu lintas berbasis INRIX.

Sementara metodologi penelitian yang digunakan Global Traffic Scorecard 2021 diadopsi dari penelitian dua tahun lalu dengan mengidentifikasi beberapa area perjalanan di dalam kota dan menangkap profil mobilitas unik pada masing-masing kota.

Selanjutnya, penelitian ini menganalisis waktu perjalanan, jarak tempuh, karakteristik perjalanan, dan dampak kecelakaan terhadap kemacetan di dalam kota.

Baca juga: 8 Fakta Menarik Surabaya, Kota Termacet di Indonesia yang Kalahkan Jakarta

Dari pendekatan ini, Global Traffic Scorecard 2021 dapat menghitung waktu yang hilang dalam kemacetan dengan menggunakan data lalu lintas di beberapa sub area perjalanan di dalam kota.

Sub area perjalanan juga diidentifikasi berdasarkan konsentrasi perjalanan yang berakhir dalam area yang ditentukan.

Tak hanya sebatas itu, analisis ekonomi dilakukan untuk memperkirakan total biaya untuk pengemudi rata-rata di kota, serta total biaya untuk penduduk kota.

Dalam Global Traffic Scorecard 2021 juga mencakup koridor terburuk terbatas pada koridor yang memiliki volume lalu lintas tertinggi dan diberi peringkat berdasarkan jam keterlambatan rata-rata per pengemudi pada tahun 2021.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Puspasari Setyaningrum)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com