Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

99 Persen Kasus Omicron Bergejala Ringan dan OTG, Ini Cara Mencegahnya

Kompas.com - 09/01/2022, 10:32 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Sebanyak 99 persen pasien Covid-19 terjangkit varian Omicron memiliki gejala ringan dan masuk menjadi orang tanpa gejala (OTG).

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Widyawati, menyampaikan hal ini dalam keterangan tertulis yang terbit pada Sabtu (8/1/2022).

“Sebanyak 99 persen kasus Omicron yang diisolasi memiliki gejala ringan atau tanpa gejala,” tulis Widyawati seperti dikutip dari keterangan tertulisnya.

Dalam keterangan yang sama, Widyawati juga mengatakan, berdasarkan pemantauan Kemenkes gejala paling banyak yang dialami pasien Omicron adalah batuk dan pilek.

“Sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk dan pilek,” ujarnya.

Lebih lanjut, Widyawati juga mengatakan ada 4,3 persen kasus memiliki komorbid seperti diabetes melitus dan hipertensi, serta 1 persen kasus membutuhkan terapi oksigen.

Widyawati juga menyampaikan ada sekitar 97 persen kasus didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri dan berasal dari Provinsi DKI Jakarta.

Baca juga: Kemenkes Sebut 99 Persen Kasus Omicron Bergejala Ringan dan OTG

Secara kumulatif, menurut dia, kasus paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi.

“Kemudian kebanyakan kasus konfirmasi Omicron adalah mereka yang sudah lengkap vaksinasi Covid-19,” imbuh dia.

Diketahui, hingga Jumat (7/1/2022) sudah terdata sekitar 318 kasus Omicron di Tanah Air. Hal ini berdasarkan adanya penambahan 57 kasus dalam hari yang sama.

Kebanyakan orang terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan tidak bergejala sampai bergejala ringan.

Adapun penambahan 57 orang itu terdiri dari tujuh orang transmisi lokal dan 50 orang pelaku perjalanan luar negeri.

Berdasarkan data Kemenkes, sejak awal kasus Omicron terdeteksi pada Desember 2021 hingga Jumat (7/1/2022), terdapat 23 kasus transmisi lokal dan 295 kasus dari pelaku perjalanan luar negeri.

Cara mencegah penularan omicron

Dijelaskan bahwa gejala infeksi omicron sebetulnya tidak jauh berbeda dengan varian sebelumnya, bahkan beberapa data awal melaporkan bahwa gejalanya lebih rendah daripada gejala varian-varian sebelumnya.

Selain itu, untuk mendeteksi virus omicron ini juga dapat dilakukan dengan rapid antigen dan PCR.

"Perlu diingat bahwa sensitivitas rapid antigen tidak setinggi PT PCR, sehingga apabila ada kecurigaan klinis, pemeriksaan rapid antigen negative, perlu dilakukan pemeriksaan PCR," tambahnya.

Sementara, Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., memberi materi mengenai “Perilaku sehat dan siap siaga dalam menghadapi covid-19 varian omicron”.

Baca juga: Webinar UGM: Yuk Kenali dan Cegah Varian Omicron

Perilaku sehat

Dikatakan, untuk mengatasi mutasi virus-virus Covid-19 selanjutnya perlu adanya perilaku sehat yang mengacu pada:

  • Atribut personal
  • Karakteristik personal
  • Pola perilaku

"Ketiga hal tersebut dimaksudkan untuk pemeliharaan, pemulihan dari yang sakit menjadi sehat dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat dari yang sebelumnya," tandasnya.

(Sumber : Kompas.com Penulis Rahel Narda Chaterine, Desi Intan Sari | Editor Rakhmat Nur Hakim, Wikan Prasetya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com