SMS Ucapan "Merry Christmas" Pertama di Dunia Laku Rp 1,7 Miliar

KOMPAS.com - Jelang Natal 2021, sebuah Short Message Service (SMS) bertuliskan "Merry Christmas" pertama di dunia laku dilelang dalam bentuk Non-Fungible Token (NFT).

SMS ucapan Selamat Natal yang dilelang di rumah lelang Aguttes di Paris, Prancis itu terjual dengan nilai 121.000 dollar AS atau sekira Rp 1,7 miliar.

SMS "Merry Christmas" pertama di dunia itu dibuat dan dikirimkan oleh Neil Papworth, seorang insinyur yang bekerja di perusahaan telekomunikasi Britania Raya, Vodafone.

Papworth mengirim SMS tersebut kepada manajernya di Inggris, Richard Jarvis, melalui jaringan Vodafone di komputernya.

Sementara itu, Jarvis menerima pesan "Merry Christmas" pertama di dunia itu melalui telepon Orbitel pada 3 Desember 1992.

Baca juga: Mengapa Home Alone Jadi Film yang Selalu Muncul saat Libur Natal?

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Jumat (24/12/2021), Kepala Pengembangan Rumah Lelang Aguttes, Maximilien Aguttes menjelaskan mengenai sejarah di balik lahirnya SMS ucapan Selamat Natal tersebut.

"Mereka berada di tengah acara akhir tahun. Jadi dia (Papworth) mengiriminya (Jarvis) pesan 'Selamat Natal',". Kata Maximilien.

Mulanya, SMS "Merry Christmas" itu nyaris tak bisa dijual dalam pelelangan, sebab NFT dianggap tidak berwujud dan melanggar hukum di Prancis jika tetap dijual.

Akan tetapi, Rumah Lelang Augettes berupaya mencari solusi agar SMS tersebut tetap dapat dijual sebagai NFT.

Dilansir dari New York Post melalui KOMPAS.com, SMS "Merry Christmas" itu pun tetap dapat dilelang setelah gambarnya dibingkai dan menyertakan kode serta protokol komunikasi asli dari SMS "Merry Christmas" dari Vodafone.

Baca juga: Omicron Masih Mengintai, WHO Ingatkan Masyarakat Dunia untuk Tidak Berkumpul Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Nantinya, pembeli yang berhasil memenangkan lelang akan menjadi pemilik eksklusif atas bingkai berisi foto SMS "Merry Christmas" serta replika kode dan protokol komunikasi asli dari SMS ucapan Selamat Natal pertama di dunia itu sebagai aset NFT.

(Penulis: Galuh Putri Riyanto | Editor: Yudha Pratomo)

Sumber: KOMPAS.com