Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal Seputar Kurikulum Prototipe yang Hilangkan Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA

Kompas.com - 25/12/2021, 06:50 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Mulai tahun 2022 pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), akan menerapkan kurikulum prototipe.

Berbeda dengan kurikulum pendidikan sebelumnya, kurikulum prototipe ini tidak lagi mengotakkan siswa berdasarkan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Kemendikbud Ristek Anindito Aditomo mengatakan, Melalui kurikulum ini, siswa kelas XI dan XII bisa memilih kombinasi mata pelajaran sesuai dengan minatnya.

"Misalnya, siswa yang ingin menjadi insinyur akan boleh mengambil matematika lanjutan dan fisika lanjutan, tanpa mengambil biologi. Ia boleh mengombinasikan itu dengan mata pelajaran IPS, bahasa, dan kecakapan hidup yang selaras dengan rencana kariernya," ujar Anindito yang akrab disapa Nino kepada Kompas.com, Kamis (23/12/2021).

Baca juga: Tak Ada Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA dalam Kurikulum Prototipe, Apa Gantinya?

Dalam kurikulum prototipe ini, siswa SMA dapat meramu sendiri kombinasi mata pelajaran sesuai dengan minatnya.

Berikut ini adalah fakta-fakta mengenai kurikulum prototipe Kemendikbud Ristek:

1. Viral di media sosial

Kabar mengenai adanya Kurikulum 2022 yang tidak lagi menggunakan penjurusan kelas IPS, IPA, dan Bahasa bagi siswa SMA, sempat ramai dibahas di media sosial.

Salah satu akun yang membicarakan mengenai hal ini adalah akun TikTok @nnuriii_. Disebutkan bahwa Kurikulum 2022 tidak ada lagi kelas IPA, IPS, dan bahasa. “Kebijakan Kurikulum 2022. Tidak Ada Lagi Jurusan IPA, IPS Dan Bahasa,” tulis akun tersebut dalam video yang ia unggah.

“KENAPA PAS AKU LULUS BARU ADA KURIKULUM INI” tulisnya dalam caption video unggahannya.

Unggahan tersebut bahkan telah dilihat lebih dari 4,8 juta kali. Merespons hal ini, Kemendikbud pun memberikan penjelasan, seperti di poin berikutnya.

2. Bersifat opsional dan tidak disebut sebagai kurikulum 2022

Pemerintah memang berencana menerapkan kurikulum prototipe ini di tahun ajaran 2022. Namun Nino mengatakan, kurikulum prototipe ini tidak berarti disebut sebagai kurikulum 2022 dan bersifat opsional.

Kurikulum prototipe hanya akan diterapkan di satuan pendidikan yang berminat untuk menggunakannya sebagai alat untuk melakukan transformasi pembelajaran," ucap Nino.

Itu artinya sekolah diberi kebebasan untuk memilih 3 (tiga) opsi kurikulum, yakni Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan), dan Kurikulum Prototipe.

3. Sudah diuji coba di 2.500 sekolah

Nino menuturkan, kendati baru akan diterapkan di tahun ajaran 2022, kurikulum prototipe ini sebenarnya sudah diuji cobakan pada sekitar 2.500 sekolah yang terlibat dalam Program Sekolah Penggerak.

Ia menambahkan, hasil evaluasi terhadap kurikulum prototipe ini sudah ada, namun masih belum diterbitkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com