Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Ristek Bebaskan Sekolah Gunakan Kurikulum yang Dipilih

Kompas.com - 24/12/2021, 08:59 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Hasil evaluasi yang dilakukan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menunjukkan sekolah yang menggunakan kurikulum darurat lebih maju 4-5 bulan belajar, daripada menggunakan kurikulum 2013 secara penuh.

"Hasil ini menguatkan kami dalam merancang kurikulum prototipe agar lebih efektif," ucap Kepala BSKAP Kemendikbud Ristek, Anindito Aditomo melansir laman Kemendikbud Ristek, Jumat (24/12/2021).

Baca juga: Aturan SKB 4 Menteri Terbaru Terkait PTM Terbatas

Oleh karena itu, Kemendikbud Ristek berencana akan memberikan opsi kebijakan kurikulum untuk pemulihan pembelajaran.

Salah satunya, kata dia, melalui Kurikulum Prototipe yang merupakan lanjutan dari kurikulum masa khusus pandemi Covid-19 atau kurikulum darurat.

Namun, dia tetap mempersilakan sekolah untuk menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan sekolah.

"Kurikulum Prototipe sebagai tambahan aksi. Bagi satuan pendidikan yang tetap menerapkan Kurikulum 2013 apa adanya silakan. Sekolah yang sudah menggunakan kurikulum darurat juga silakan memilih, apakah akan tetap menerapkan kurikulum darurat atau kurikulum prototipe," ucap Anindito.

Sebelumnya, Anindito menjelaskan bahwa indikasi kehilangan kemajuan belajar terlihat dalam riset BSKAP Kemendikbud Ristek yang menunjukkan learning loss literasi dan numerasi secara signifikan.

Untuk literasi, learning loss setara dengan enam bulan belajar.

Sementara untuk numerasi, learning loss setara dengan lima bulan belajar.

Baca juga: SKB 4 Menteri Terbaru, Januari 2022 Satuan Pendidikan Wajib Gelar PTM

Kepala BSKAP menegaskan apapun opsi kurikulum yang dipilih sekolah, diharapkan agar tetap mengacu pada standar nasional pendidikan.

Wakil ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian mengapresiasi rancangan kurikulum prototipe yang lebih menekankan pada kompetensi dan membutuhkan fleksibilitas guru dalam mengajar.

"Kalau perubahan itu membuat belajar lebih membahagiakan dan hasil belajar anak lebih baik, kenapa tidak?” tuturnya.

Hetifah mengingatkan agar kemampuan siswa dalam hal memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi tidak boleh mengesampingkan nilai-nilai seperti kejujuran dan karakter.

Dia juga menegaskan pentingnya menjaring masukan dari para pemangku kepentingan, sebelum kurikulum prototipe dilaksanakan secara penuh.

Baca juga: Aturan SKB 4 Menteri Terbaru Terkait PTM Terbatas

"Kita ingin ada uji konsep, uji publik yang masif, supaya ketika diimplementasikan dapat terlaksana dengan baik. Karena itu, kami perlu masukan dari bapak/ibu, bagaimana pelaksanaan di tahun mendatang dapat dilaksanakan dengan lancar," jelas Hetifah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com