KOMPAS.com - Covid-19 varian baru kembali muncul. Kali ini, varian baru virus corona itu diberi nama Omicron.
Kemunculan Covid-19 varian Omicron ini memunculkan kekhawatiran global. Pasalnya, varian Omicron oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dikelompokkan ke dalam kategori Variant of Concern (Voc).
VoC adalah varian virus corona yang bisa menyebabkan peningkatan penularan dan angka kematian akibat Covid-19. VoC juga merupakan varian dengan dua komponen VoI.
Selain varian Omicron, varian virus corona lainnya yang juga masuk dalam kategori VoC adalah varian Alpha, Beta, Gamma, dan Deta.
Baca juga: Bagaimana Varian-varian Baru Virus Corona Bisa Muncul?
Melihat kondisi tersebut, Covid-19 varian Omicron memiliki potensi penularan yang tinggi. Varian baru yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan ini bahkan disebut lebih berbahaya daripada varian Delta.
Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, mengatakan, varian virus corona terus bermunculan karena adanya kesempatan atau peluang yang besar untuk menyebar dan mereplikasi diri.
"Itu timbul karena kita memberi peluang virus ini menginfeksi manusia dengan leluasa. Kemudian tidak terkendali sehingga ini bisa menginfeksi pada gilirannya," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/11/2021).
Ia menyebutkan, varian super yang dapat menyebar menyebar seperti Omicron dan Delta akan menginfeksi orang dengan masalah imunitas tubuh.
"Nah ini yang membuat virus itu lebih lama ada dalam tubuh si orang itu sehingga semakin lama di dalam tubuh ya semakin banyak terjadi replikasi," lanjut dia.
Ketika peluang mutasinya menjadi lebih besar, maka peluang terjadinya satu varian yang super juga makin besar.
Baca juga: Corona Varian Omicron 500 Persen Lebih Menular, WHO Sebut Mengkhawatirkan
Dicky menuturkan, masuknya varian Omicron ke dalam kategori VoC oleh WHO perlu menjadi peringatan yang serius. Apalagi, varian Omicron ditemukan dari suatu situasi adanya wilayah negara/kawasan yang rendah kapasitas protokol kesehatan dan vaksinasi.
"Ini secara hukum biologi seperti tinggal menunggu waktu lahir saja, satu varian super, itu teoritis, dan keniscayaan ini seperti menantang maut," ujar Dicky.
Varian Omicron dilaporkan terdeteksi awal di wilayah Afrika. Dalam catatan, Afrika memiliki banyak kasus dengan masalah imunitas, di mana warganya banyak yang menderita HIV.
Pada penderita HIV, apabila ia terjangkit virus corona, maka virus itu akan berdiam lama, bermutasi dalam tubuh pasien dan berkesempatan melahirkan varian super.
"Kemudian, data yang ada dari Afrika Selatan bahwa ini asalnya bukan dari varian Delta. Tetapi, sejak pertengahan 2020. Artinya, lebih cepat perjalanan mutasinya," ujar Dicky.
Sejauh ini sejumlah negara telah menutup pintu kedatangan dari negara-negara di selatan Afrika. Upaya itu dilakukan untuk mencegah meluasnya varian Omicron.
Beberapa negara yang telah melakukan penutupan di antaranya Inggris, Australia, Amerika Serikat, Italia, Jerman, Filipina, Maroko, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kanada, Bahrain, Yordania, dan termasuk Indonesia.
Baca juga: 12 Negara Tutup Pintu Kedatangan dari Afrika, Cegah Masuknya Covid-19 Varian Omicron
Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) telah memberlakukan pembatasan pelaku perjalanan internasional yang akan masuk wilayah Indonesia. Terdapat delapan negara yang dikenakan aturan ini, yakni:
Artinya, warga negara asing (WNA) yang hendak masuk ke Indonesia dan pernah berkunjung ke 8 negara tersebut dalam kurun waktu 14 hari sebelumnya, akan langsung ditolak oleh petugas imigrasi.
(Sumber:Kompas.com/Retia Kartika Dewi, Muhammad Choirul Anwar | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary, Muhammad Choirul Anwar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.