Diabetes bisa disebabkan oleh pola makan tidak sehat atau keturunan. Penderita diabetes
diabetes cenderung memiliki partikel LDL yang menempel di arteri dan lebih mudah merusak dinding pembuluh darah. Glukosa akan menempel pada lipoprotein.
Kolesterol LDL yang berlapis gula akan tetap berada di aliran darah lebih lama dan dapat berkontribusi terhadap pembentukan plak.
Orang dengan diabetes, terutama diabetes tipe 2, bisa memiliki kadar HDL rendah dan trigliserida tinggi (jenis lemak darah lain). Kedua faktor ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan arteri.
Kolesterol tidak terkontrol diyakini juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Hal itu karena kolesterol tinggi bisa memicu peradangan dan pelepasan hormon tertentu yang menyebabkan pembuluh darah mengencang atau menyempit sehingga meningkatkan tekanan darah.
Tekanan darah tinggi tidak boleh begitu saja disepelekan. Menurut Everyday Health, kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi adalah silent killer.
Artinya, gejalanya tidak langsung terasa, kecuali jika kadarnya sangat tinggi. Namun, keduanya bisa merusak pembuluh darah dari waktu ke waktu dan meningkatkan risiko masalah kesehatan lebih lanjut.
Tak hanya pada jantung, bahaya kolesterol tinggi ini juga bisa berdampak pada kaki dan otak (pembuluh darah perifer).
Yang paling umum adalah menyebabkan gejala pada kaki. Gejalanya di antaranya seperti kram pada betis saat berjalan atau nyeri pada kaki. Rasanya seperti nyeri pada dada tapi ini terjadi di kaki.
Baca juga: 4 Jenis Olahraga yang Cocok untuk Turunkan Kolesterol
Kolesterol tinggi juga bisa berdampak pada disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi adalah kondisi ketika seorang pria tidak dapat mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seks.
Dalam jangka panjang, kolesterol tinggi tampaknya memicu penyempitan pembuluh darah kecil pada penis yang seharusnya memungkinkan lebih banyak darah untuk ereksi.
Selain itu, kadar kolesterol yang tidak normal akan menumpuk pada arteri, bergabung dengan zat lain untuk membentuk plak, dan mempersempit pembuluh darah lebih lanjut.
Pada akhirnya, kolesterol tinggi menyebabkan aliran darah ke jantung dan penis berkurang hingga mengakibatkan disfungsi ereksi.
(Sumber:Kompas.com/Lulu Lukyani | Editor: Lulu Lukyani, Nabilla Tashandra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.