Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Singapura: Bagaimana Mencegah Gelombang Ketiga Covid-19?

Kompas.com - 17/10/2021, 13:50 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

"Meski kinerja Covid-19 di Indonesia membaik, ingat kita dikelilingi oleh negara-negara dengan lonjakan kasus," kata dia dalam Dialog Produktif Semangat Selasa Forum Merdeka Barat 9 (FMB)-KPCPEN, Selasa (28/9/2021).

Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat Indonesia terus waspada dengan cara meneruskan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), meningkatkan testing, dan memperbaiki tracing.

Termasuk terus menerapkan protokol kesehatan, pembukaan kegiatan dilakukan hati-hati dengan menggunakan PeduliLindungi, serta percepatan vaksinasi.

Baca juga: Upaya Mencegah Terjadinya Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia

2. Kasus kematian meningkat akibat kurang vaksinasi lansia

Sebagai informasi, Singapura merupakan negara yang penduduknya sangat disiplin terhadap protokol kesehatan dan bahkan cakupan vaksinasinya sudah mencapai 84 persen.

Namun pada kategori lanjut usia, capaiannya rendah atau bahkan belum tervaksinasi. Akibatnya tingkat kematian pada kategori ini meningkat.

Padahal, kata dia, tingkat kedisiplinan Prokes masyarakat sangat baik. Pemerintah juga menetapkan denda atau hukuman penjara bagi pelanggaran. Penduduk yang keluar rumah harus memiliki surat telah lengkap vaksin.

Pemerintah Singapura juga mengawal dan mengawasi penduduk dengan memanfaatkan teknologi dalam upaya pengendalian penularan.

“Di Singapura, para lansia merasa aman karena tidak ke mana-mana, jadi mereka belum mau divaksin. Kematian Covid-19 di Singapura biasanya terjadi pada lansia dan yang belum divaksin,” kata Suryo.

Dengan kondisi tersebut, Suryo menegaskan bahwa vaksinasi lansia menjadi hal yang krusial dan penting untuk dilakukan sebagai antisipasi dari lonjakan kasus gelombang ketiga di tanah air.

Baca juga: Setelah 1 Bulan Sembuh, Penyintas Covid-19 Bisa Disuntik Vaksinasi

3. Penambahan kasus harian kategori kritis akibat varian baru

Suryo menjelaskan, selain tingkat kematian pada kategori lansia meningkat di Singapura, angka kasus infeksi hariannya pun dianggap cukup mengkhawatirkan.

"Angka kasus di Singapura mencapai 2.000 kasus, ini sangat tinggi mengingat jumlah penduduk Singapura tidak besar, sehingga jumlah 1.000 kasus saja sudah dikategorikan kritis," kata Suryo.

Pemerintah Singapura sendiri memprediksi penambahan 100 hingga 200 kasus per hari. Namun pada kenyataannya jauh lebih tinggi.

Menurut Suryo, penambahan kasus disebabkan oleh masuknya varian baru diiringi tingkat penularan lokal yang signifikan.

Dengan wilayah kecil padat penduduk, rumah warga Singapura cenderung sempit dan dihuni banyak orang, sehingga transmisi sangat mudah terjadi.

Baca juga: Kapan Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia Terjadi? Ini Kata IDI

4. Tetap patuh protokol kesehatan

Seperti yang disampaikan di atas bahwa di negara Singapura yang masyarakatnya sangat disiplin protokol kesehatan saja, risiko infeksi Covid-19 masih sangat mungkin terjadi. Apalagi jika kita tidak patuh dan disiplin terhadap prokes ini.

Saat terjadi peningkatan mobilitas dan pembukaan kegiatan di ruang publik, maka upaya mengenakan masker menjadi sangat penting, karena orang akan berdekatan satu sama lain.

"Cegah virus masuk ke tubuh dengan menerapkan protokol kesehatan. Kalau virus terlanjur masuk, benteng kita adalah vaksinasi. Tingkatkan solidaritas dengan cara saling menjaga. Ingat,kita masih punya target menurunkan indikator-indikator Covid-19," jelas Sonny.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Ellyvon Pranita | Editor: Gloria Setyvani Putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com