Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Risiko Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia

Kompas.com - 16/10/2021, 06:40 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Di tengah rangkaian kasus infeksi Covid-19 di Indonesia yang mulai mengalami tren penurunan, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan mengedepankan protokol kesehatan (prokes).

Hal itu tidak lepas dari potensi gelombang ketiga Covid-19 yang bisa saja menghantam Indonesia.

Peringatan ini disampaikan oleh Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito. Sebagaimana diberitakan Kompas.com, Rabu (22/9/2021), Wiku mengatakan, pola lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia biasanya terjadi tiga bulan setelah negara-negara lain mengalami lonjakan kasus.

Terlebih dalam dua bulan ke depan, akan ada momen libur akhir tahun yang dikhawatirkan bisa memicu lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

“Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak menyusul lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku.

Baca juga: Satgas Peringatkan Gelombang Ketiga Covid-19, Ini Langkah Mencegahnya

Tiga gelombang pandemi Covid-19 dunia masing-masing terjadi pada Januari 2021 sebagai puncak pertama, April 2021 puncak kedua, dan Agustus-September 2021 sebagai puncak ketiga.

Sementara, Indonesia baru mengalami dua gelombang pandemi. Melihat pola tersebut, bukan tidak mungkin akan terjadi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.

Gelombang ketiga terjadi akhir tahun?

Epidemiolog Universitas Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko mengatakan, ancaman gelombang ketiga Covid-19 perlu diwaspadai. Ia menjelaskan, lonjakan kasus Covid-19 kerap terjadi selepas masa libur panjang.

Selepas penurunan level PPKM, mobilitas masyarakat di sejumlah daerah sudah mulai berangsur kembali seperti masa sebelum pandemi. Terlebih di masa libur tahun baru nanti, mobilitas masyarakat diperkirakan akan semakin tinggi.

Melihat hal itu maka potensi gelombang ketiga Covid-19 juga semakin besar jika capaian vaksinasi tidak sampai 50 persen pada Desember 2021.

"Prediksi Desember (2021) - Januari (2022) itu kemungkinan puncak gelombang ketiganya," kata Tri dalam keterangan tertulisnya melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (24/9/2021).

Indonesia baru saja mengalami gelombang kedua Covid-19 dan bisa berpotensi alami gelombang ketigascreenshoot Indonesia baru saja mengalami gelombang kedua Covid-19 dan bisa berpotensi alami gelombang ketiga

Selain vaksinasi yang belum mencapai 50 persen dan tingginya mobilitas masyarakat, satu faktor lainnya yang menurut Tri bisa menyebabkan puncak gelombang ketiga Covid-19 adalah lemahnya implementasi 3 T.

3 T yakni tracing (penelusuran atau kontak erat), testing (tes sampel orang erat dengan pasien atau mengalami gejala serupa Covid-19) serta treatment (tata laksana penanganan atau pengobatan pasien).

"Pandemi belum usai, potensi lonjakan kasus masih bisa terjadi. Karenanya tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan," ucapnya.

Baca juga: Epidemiolog: Puncak Gelombang Ketiga Covid-19 Mungkin Akhir Tahun 2021

Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Mahesa Paranadipa Maikel MH mengatakan bahwa belum ada prediksi pasti terkait gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com