Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Monday Blues" Buruk untuk Kesehatan, Ini Tips Menghadapi Hari Senin

KOMPAS.com - Hari apa dalam seminggu yang paling Anda benci? Tidak perlu dijawab. Bahkan jika Anda membencinya, dia akan selalu ada untuk Anda. Jadi, apa yang bisa Anda lakukan agar hari Senin bukanlah mimpi buruk lagi?

Masyarakat dahulu belum memiliki sistem kalender yang sah dan diakui secara global.

Setiap suku atau negara di planet ini kala itu memiliki kalendernya masing-masing.

Kalender Maya dan Aztec, misalnya. Banyak orang percaya bahwa seminggu terdiri dari 10 hari. Beberapa orang menganggap bahwa seminggu terdiri dari lima hari.

Orang Babilonia diperkirakan pertama kali menggunakan istilah "tujuh hari dalam seminggu" sekitar abad keenam SM. Mereka percaya bahwa Tuhan menciptakan Bumi dalam enam hari dan menetapkan hari ketujuh sebagai waktu istirahat.

Itulah sebabnya mereka menentukan bahwa satu minggu terdiri dari tujuh hari. Namun, hari itu tidak memiliki nama seperti yang kita kenal sekarang. Itu hanya disebut sebagai yang pertama, kedua, dan seterusnya.

Kemudian, pada masa Kekaisaran Romawi Kuno, atau tepatnya ketika Julius Caesar berkuasa, hari-hari itu diberi nama. Label tersebut dibuat menggunakan nama Matahari, Bulan, dan lima planet yang diketahui saat itu. Kalender Julian adalah nama sistem kalender zaman Julius Caesar.

Senin berasal dari frasa "Bulan" dalam beberapa bahasa. Senin dalam bahasa Indonesia, berasal dari kata Arab "isnain," yang berarti "dua" dan mengacu pada hari kedua dalam seminggu.

Senin juga dikenal sebagai Soma, yang berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti Bulan. Pengertianya sama dalam bahasa Eropa.

Keberadaan hari Senin akan agak disesalkan bagi mereka yang sedang tidur. Alasannya karena hari Senin adalah awal minggu, artinya semua aktivitas mulai dari sekolah, kuliah, dan pekerjaan dimulai pada hari Senin.

Alhasil, keberadaan hari itu menjadi saat yang paling mengerikan bagi pengikut "Rebahanisme" di seluruh Galaksi Bima Sakti.

Adakah yang pernah terlalu lesu untuk bangun dari tempat tidur pada hari Senin? Tidak perlu khawatir karena Anda tidak sendirian. Jutaan orang mengalami hal yang sama. Penulis juga bagian dari itu.

Bagi sebagian orang, melanjutkan rutinitas normal mereka pada hari Senin adalah tugas yang sulit. Mereka memiliki istilah "I Hate Monday" daripada "I Love Monday" di kamus mereka. Saya benci hari Senin!

Para pembenci akan kesulitan menyambut awal pekan. Ada keinginan besar untuk tetap berbaring atau tertidur. Semangat untuk menghadapi kenyataan tampaknya telah sirna.

Pada Minggu malam, Anda mungkin mengalami perasaan malas yang intens. Bahkan saat tubuh kita masih terikat erat dengan tempat tidur, pikiran kita tampaknya berada di sekolah, universitas, dan kantor.

Sindrom Monday Blues

Monday blues adalah emosi buruk yang dialami pada hari-hari menjelang hari Senin. Sindrom tersebut ditandai dengan munculnya gejala ketegangan, kelelahan, lesu, tidak bahagia, atau kecemasan yang berlebihan.

Sindrom ini biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan mental kita untuk kembali beraktivitas normal. Di hari Senin, kita akan selalu diliputi oleh kesibukan yang harus diselesaikan.

Monday blues bukan tentang warna biru; ini tentang kesedihan dan depresi, itulah yang dirasakan para pembenci hari Senin.

Terlepas dari penampilannya, Monday blues, menurut Alodokter, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan perubahan suasana hati. Selain itu, sindrom Senin berpotensi membatasi produktivitas kita.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di The Telegraph, kita tidak akan bisa tersenyum sampai jam 11 pagi pada hari Senin. Sedangkan menurut penelitian Marmite, 50 persen pekerja datang terlambat di hari yang sama.

Senin adalah, tanpa diragukan lagi, hari tergelap dalam seminggu, menurut temuan penelitian ini. Tidak semua orang bisa menghadapinya dengan ketangguhan mental yang sama seperti hari-hari lainnya.

Lagi pula, kita harus siap menghadapi hari Senin dengan semua agenda dan tanggung jawab setelah menikmati jeda singkat bersama keluarga dan teman di akhir pekan. Sayangnya, itu tidak sesederhana yang orang percaya.

Senin tidak akan pernah terlupakan karena rasa benci kita terhadapnya. Senin akan tetap ada di kalender kita selama sisa hidup kita. Akibatnya, kita harus berusaha membuat hari Senin lebih menghibur dari biasanya.

Maksimalkan Hari Jumat

Sebagian besar dari kita akan mulai tidak fokus pada hari Jumat. Namun, justru di sanalah kuncinya. Melawan rasa malas pada hari Jumat lebih mudah ketimbang hari Senin.

Jika kita tidak ingin hari Senin menjadi mimpi buruk, sebaiknya kerjakan semua PR sekolah, tugas kuliah, dan pekerjaan kantor pada hari Jumat. Jangan sampai ada penundaan karena akan berdampak pada hari Senin pekan depan.

Dengan begitu, akan mengurangi beban pada awal pekan selanjutnya. Kita akan mengawalinya dengan jauh lebih santai sebab semua pekerjaan telah selesai kita kerjakan pada pekan sebelumnya.

Maksimalkan akhir pekan

Bagi kaum rebahan, mendapat waktu istirahat bukanlah hal yang sulit. Meski begitu, perlu adanya sedikit pembatasan. Jangan berlebihan.

Sementara bagi orang pada umumnya, gunakan akhir pekan untuk beristirahat yang cukup. Usahakan tidak memikirkan pekerjaan sepanjang akhir pekan karena sudah kita selesaikan pada hari Jumat.

Lakukan aktivitas yang menyenangkan pada akhir pekan, misalnya saja olahraga. Cara itu sangat efektif untuk mengurai stres dan kecemasan agar kita lebih siap untuk menghadapi hari Senin.

Agendakan aktivitas menyenangkan

Biasanya, saya merencanakan ritual rutin futsal bersama teman-teman sekantor pada hari Senin untuk dilaksanakan pada hari Selasa, Rabu, ataupun Kamis.

Bisa juga dengan merencanakan aktivitas lain, misalnya saja belanja, hang out, atau pergi ke bioskop. Sebaiknya lakukan hal tersebut pada hari Senin itu juga, setelah kewajiban kita telah terlaksana.

Cara itu bisa mengurangi rasa malas dan cemas sebab pikiran kita akan teralihkan dengan aktivitas menyenangkan yang hendak kita lakukan.

Cintai rutinitas kita

Dengan mencintai setiap rutinitas kita baik itu aktivitas kita di ruang sekolah, kampus, maupun di tempat kerja, akan mengurangi beban stres dan kecemasan.

Suatu hal yang terlihat berat tidak akan lagi dianggap beban karena memang kita mencintainya. Anggaplah semua aktivitas itu layaknya hobi, bukan kewajiban yang acapkali menimbulkan stres berat.

Dan, jangan lupa bersyukur karena kita masih bisa sekolah, kuliah, dan bekerja karena di luar sana masih banyak orang yang tidak memiliki kesempatan yang sama seperti kita. Jadi, bersyukurlah!

Tidak akan pernah ada akhir pekan tanpa diawali dengan hari Senin terlebih dulu. Sejatinya, yang kita takuti bukan harinya, melainkan apa yang terjadi dan apa yang harus kita lakukan pada hari itu.

Jangan lupa juga siapkan secangkir kopi, segelas teh, atau sebatang coklat untuk meingkatkan suasana hati kita pada saat Senin pagi. Ketiganya juga sangat ampuh menangkal rasa kantuk dan malas agar hari Senin kita menjadi lebih bergairah.

Dengan melakukan keempat cara di atas, kita mampu menghadapi hari senin yang dikenal sangat horor dengan jauh lebih mudah, terlebih untuk penganut paham "Rebahanisme" garis keras.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Saat "Monday Blues" Melanda, Kaum Rebahan Bisa Apa?"

https://www.kompas.com/wiken/read/2022/02/08/093746081/monday-blues-buruk-untuk-kesehatan-ini-tips-menghadapi-hari-senin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke