Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Vape Bisa Tingkatkan Risiko Impotensi?

KOMPAS.com - Vape atau rokok elektrik semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Banyak orang memilih beralih dari rokok tembakau ke vape.

Orang yang memilih vape percaya bahwa rokok elektrik itu bisa mengatasi kecanduan mengisap rokok tembakau.

Selain bentuknya yang unik, vape diminati oleh banyak anak muda karena memungkinkan mereka merokok dengan berbagai rasa.

Vape selama ini juga dipercaya memiliki risiko kesehatan yang lebih sedikit dibandingkan rokok tembakau. Nyatanya, rokok elektrik bisa meningkatkan risiko impotensi sebesar dua kali lipat.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Senin (6/12/2021), fakta tersebut terungkap dalam studi terbaru yang dipublikasikan di the American Journal of Preventive Medicine.

Para peneliti yang melakukan pelacakan risiko disfungsi ereksi kepada hampir 25.000 pria berusia 20 tahun ke atas, menemukan bahwa pengguna vape dua kali lebih berisiko mengalami impotensi.

Salah satu peneliti, Dr. Omar El Shahawy menjelaskan, penemuan itu terdapat pada pria tanpa riwayat penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya yang terkait impotensi.

"Setiap produk tembakau atau nikotin tidak bebas risiko, terutama bagi mereka yang tertarik untuk mulai menggunakannya," ujar Omar.

Fungsi ereksi normal dapat terganggu akibat paparan kadar nikotin yang tinggi dan konsisten dalam produk tembakau.

"Beberapa vape memiliki konsentrasi nikotin yang sangat tinggi, terutama saat menggunakan rokok elektrik generasi baru yang mengandung nikotin tinggi," kata Omar.

"Ini membuat kami meneliti kemungkinan hubungan antara penggunaan rokok elektrik dan disfungsi ereksi," imbuhnya.

Para peneliti juga menyaring data soal pengguna vape untuk mengetahui lebih jauh mengenai risiko disfungsi ereksi akibat rokok elektrik.

Penelitian dilakukan kepada dua kelompok, yang pertama mencakup hampir 14.000 pria berusia 20 tahun ke atas, beberapa di antaranya memiliki riwayat penyakit jantung.

Tim kedua mencakup sekira 11.000 pria berusia antara 20 dan 65 tahun, yang sebelumnya tidak memiliki diagnosis penyakit jantung.

Penelitian menyimpulkan, pengguna rokok elektrik pada kedua kelompok pria tersebut memiliki risiko disfungsi ereksi sebesar dua kali lipat dibandingkan dengan yang tidak pernah menggunakan vape.

Kandungan rokok elektrik

Rokok tembakau selama ini dikaitkan dengan risiko impotensi yang tinggi, namun Omar mengatakan, rokok elektrik justru memiliki risiko yang lebih tinggi.

"Bagian yang mengejutkan adalah bahwa temuan itu konsisten dalam semua jenis evaluasi yang kami lakukan, bahkan ketika kami mengecualikan orang dengan kondisi jantung sebelumnya," terangnya.

Omar menduga, hal itu disebabkan karena vape mengandung nikotin yang cukup tinggi atau komponen lain di dalam e-liquid yang berpotensi memengaruhi fungsi ereksi.

Sementara itu, Direktur Northwell Health Center for Tobacco Control di Great Neck, New York, Patricia Folan mengatakan, sulit untuk menentukan mana yang lebih baik antara rokok tembakau dengan rokok elektrik.

"Tidak jelas apakah rokok elektrik lebih aman atau lebih baik dari rokok tradisional," kata Patricia.

"Meskipun produsen rokok elektrik berpendapat bahwa produk tersebut aman dan efektif dalam membantu perokok rokok tradisional untuk berhenti, penelitian belum menunjukkan hal itu," lanjutnya.

Data juga menunjukkan bahwa rokok elektrik dapat menyebabkan eksaserbasi asma, penyakit pernapasan yang serius, dan membahayakan kesehatan jantung.

(Penulis: Yefta Christopherus Asia Sanjaya | Editor: Lusia Kus Anna)

Sumber: KOMPAS.com

https://www.kompas.com/wiken/read/2021/12/11/100000681/benarkah-vape-bisa-tingkatkan-risiko-impotensi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke