Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Putri Mako dari Jepang, Rela Lepas Gelar Bangsawan demi Menikah dengan Rakyat Biasa

Kei Komuro bukanlah keturunan bangsawan. Ia hanyalah orang biasa yang bekerja sebagai pengacara di sebuah firma hukum di Amerika Serikat.

Sementara, Putri Mako adalah anak dari Pangeran Fumihito, yang merupakan adik dari Kaisar Jepang saat ini, Naruhito.

Cerita cinta Putri Mako dan Kei Komuro bukan tanpa halangan. Perbedaan status antara keduanya menjadi isu yang banyak diperbincangkan oleh publik Jepang.

Putri Mako dan Kei Komuro pertama kali bertemu pada tahun 2012. Saat itu keduanya tengah menempuh pendidikan di Universitas Kristen Internasional Tokyo. Setahun setelahnya, keduanya memutuskan untuk berpacaran.

Di tahun 2017, Putri Mako dan Kei Komuro memutuskan untuk bertunangan dan berencana menikah setahun setelahnya. Sayangnya rencana tersebut menemui kegagalan.

Sempat berhembus kabar bahwa ditundanya pernikahan Putri Mako dan Kei Komuro dikarenakan pihak keluarga Komuro, yakni sang ibu, mengalami masalah kesulitan finansial. Dia diduga mengambil pinjaman dari eks tunangannya dan tak mampu membayar.

Namun, pihak kekaisaran menyangkal bahwa penundaan pernikahan ada hubungannya dengan insiden ini.

Kendati demikian, Pangeran Fumihito pernah berkata bahwa masalah utang ini penting untuk diselesaikan sebelum putrinya menikah.

Sorotan publik yang tak pernah berhenti kepadanya dan sang kekasih, membuat Putri Mako melalui masa-masa yang sulit. Banyak yang mengkritik sikapnya yang bertahan pada pilihan hatinya itu.

Bahkan menurut laporan Imperial Household Agency, seperti ditulis kantor berita Kyodo, derasnya pemberitaan seputar hubungannya dengan Kei Komuro, sempat membuat Putri Mako mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

"Sang putri merasa pesimistis dan sulit untuk merasa bahagia karena ketakutan yang terus-menerus akan hidupnya hancur."

Demikian penuturan psikiater Putri Mako, Tsuyoshi Akiyama, Direktur NTT Medical Center Tokyo, kepada media di Badan Rumah Tangga Kekaisaran.

Perempuan kelahiran 23 Oktober 1991 itu juga sempat menjalani pengobatan untuk meredakan gejalanya dan mengobati penyakit tersebut.

Menanggalkan gelar bangsawan

Menikahi kalangan non-bangsawan bagi putri dari Kekaisaran Jepang akan berpengaruh pada gelar bangsawannya.

Dalam aturan Kekaisaran Jepang, perempuan bangsawan yang menikah dengan laki-laki dari kalangan biasa akan kehilangan gelar dan hak istimewanya.

Meski tahu adanya aturan tersebut, Sang Putri tetap kekeh untuk menikah dengan sang pujaan hati. Pernikahan Putri Mako akhirnya terlaksana pada Selasa (26/10/2021), yang diumumkan Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang.

Pernikahan keduanya berlangsung sederhana, jauh berbeda dengan pernikahan lain di kalangan Kekaisaran Jepang.

Pada prosesi pernikahan Putri Mako dan Kei Komuro tidak diadakan upacara, perjamuan, dan ritual tradisional lainnya yang biasanya diadakan pada pernikahan di kalangan Kekaisaran Jepang.

Tak hanya itu, Putri Mako juga disebut menolak bantuan keuangan dari Pemerintah Jepang yang biasanya diterima oleh perempuan saat keluar dari kerajaan.

Mengutip berita Kompas.com, Rabu (27/10/2021), sore hari setelah pernikahan, Putri Mako dan Kei Komuro menghadiri jumpa pers pertamanya sebagai suami istri.

Keduanya meminta maaf atas kegaduhan yang selama ini terjadi serta mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan yang telah diberikan.

"Bagi saya, keberadaan Kei adalah yang sangat penting, sangat diperlukan," kata Putri Mako.

"Hingga hari ini, hanya ada sedikit kesempatan bagi saya untuk mengungkapkan perasaan saya, dan ada beberapa kesalahpahaman karena itu," lanjutnya.

Ucapan terima kasih juga disampaikan Kei Komuro kepada orang-orang yang terus mendukung ia dan sang istri selama melalui masa-masa sulit.

"Saya mencintai Mako. Ini adalah hidup yang hanya dijalani sekali, dan saya ingin menghabiskan hidup saya dengan orang yang saya cintai dalam kebahagiaan," kata dia.

Ia mengaku berencana membangun keluarga yang hangat dan menyenangkan. Pada saat yang sama, ia ingin melakukan yang terbaik untuk mendukung istrinya.

"Saat-saat bahagia, saat-saat tidak bahagia, kami ingin bersama, dan kami akan sangat diperlukan, satu sama lain." tutur Kei Komuro.

(Sumber:Kompas.com/Aditia Jaya Iswara, Sekar Langit Nariswari | Editor: Aditia Jaya Iswara, Glori K. Wadrianto)

https://www.kompas.com/wiken/read/2021/10/30/094700981/kisah-putri-mako-dari-jepang-rela-lepas-gelar-bangsawan-demi-menikah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke