KOMPAS.com - Minal aidin wal faizin adalah kalimat yang sering kali diucapkan umat Islam ketika hari raya Idul Fitri atau lebaran, sambil bermaaf-maafan.
Namun, ungkapan tersebut masih banyak disalah artikan oleh sebagian orang sebagai “mohon maaf lahir dan batin”.
Sebab saat lebaran, kalimat “minal aidin wal faizin” kerap diucapkan berdampingan dengan “mohon maaf lahir dan batin”.
Baca juga: Sejarah Mudik, Sudah Ada sejak Zaman Majapahit, Populer Saat Lebaran
Lantas, apa sebenarnya makna dari ucapan minal aidin wal faizin saat lebaran?
Minal aidin wal faizin pertama kali diucapkan oleh masyarakat Madinah saat Rasulullah kembali dari sebuah peperangan besar, yaitu perang Badar.
Dikutip dari Kompas.com (4/4/2023), perang Badar adalah perang besar antara umat Islam dan kaum Quraisy pada bulan Ramadhan, yang berakhir dengan kemenangan Muslim.
Mendengar kabar kemenangan tersebut, masyarakat Madinah menyambut kedatangan Rasulullah dan pasukannya dengan gembira sambil mengucapkan kalimat minal ‘aidin wal faizin.
Baca juga: Tips Menyimpan Makanan Oleh-oleh Mudik Lebaran agar Tidak Cepat Basi
Kalimat ini kemudian diserap oleh masyarakat Indonesia dan digunakan untuk mengungkapkan kegembiraan saat lebaran atau hari kemenangan.
Maksud penggunaan kalimat minal aidin wal faizin kurang lebih sama antara masyarakat Madinah dan Indonesia.
Perbedaannya terletak pada kegembiraan atas kemenangan setelah perang fisik (perang Badar) dan perang melawan hawa nafsu selama puasa Ramadan.
Baca juga: Sejarah Khong Guan: Didirikan Imigran China di Singapura, Jadi Biskuit Lebaran di Indonesia
Dilansir dari Kompas.com (20/4/2023), minal aidin wal faizin adalah penggalan dari doa "ja’alanallaahu minal ‘aidin wal faizin".
Doa tersebut memiliki arti "semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang kembali dan orang-orang yang memperoleh kemenangan".
Jadi, kalimat yang identik diucapkan saat hari raya lebaran tersebut bukan bermakna “mohon maaf lahir dan batin”.
Maksud dari kata kembali dalam doa tersebut adalah kembali kepada kesucian dan fitrah. Itu karena selama bulan Ramadhan dosa-dosa muslim yang berpuasa dan rajin beribadah telah dihapus.
Baca juga: Berapa Nominalnya jika Membayar Zakat Fitrah dengan Uang?
(Sumber: Kompas.com/Yefta Christopherus Asia Sanjaya, Susanto Jumaidi | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Tri Indriawati).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.