Longo percaya, berpuasa atau menahan makan selama waktu tertentu turut berkontribusi terhadap umur panjang.
Dia bahkan merekomendasikan puasa selama 12 jam setiap hari. Artinya, dalam waktu 24 jam sehari, setengahnya digunakan untuk berpuasa.
"Saya merekomendasikan puasa 12 jam setiap hari. Katakanlah Anda makan antara jam 8 pagi hingga 8 malam, (atau) jam 7 pagi hingga 7 malam," paparnya.
Masyarakat juga dapat menerapkan fasting mimicking diet atau pola makan meniru puasa secara berkala selama lima hari sekaligus.
Fasting mimicking diet atau FMD adalah program yang bertujuan untuk meniru efek puasa, tetapi tetap memperbolehkan asupan makanan tertentu.
Baca juga: Tren Pemurnian Darah Marak di China, Diklaim Bisa Perpanjang Umur dan Turunkan Berat Badan
Pola makan meniru puasa melibatkan pola makan tinggi lemak tak jenuh dan rendah kalori, protein, dan karbohidrat secara keseluruhan.
Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications dengan Longo sebagai penulis seniornya menemukan, kesehatan makhluk hidup yang menjalankan pola makan meniru puasa dikaitkan dengan berkurangnya usia biologis.
Usia biologis merujuk pada usia organ tubuh seseorang. Usia ini dapat memprediksi berapa lama waktu yang tersisa, serta seberapa besar kemungkinan seseorang terkena penyakit kronis.
Studi yang sama juga menemukan, pola makan meniru puasa dikaitkan dengan rendahnya risiko terkena penyakit seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.
"Masa-masa puasa mungkin merupakan kunci untuk mempertahankan fungsi dan tetap awet muda," tutup Longo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.