Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Diperbincangkan, Masih Adakah Penyakit Pes di Indonesia?

Kompas.com - 23/03/2024, 09:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial X (sebelumnya Twitter) diramaikan oleh penyakit pes yang disebut kembali muncul di Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh warganet @afifahafra79 pada Kamis (21/3/2024). Ia mengatakan, temannya melayat tetangganya yang meninggal karena pes.

Kemudian, hal itu direspons oleh warganet lainnya yang menyebut hal itu perlu dikonfirmasi kebenarannya. Karena kata dia, penyakit pes terakhir yang tercatat terjadi di Jawa Tengah terjadi antara tahun 1960-1970.

Ini perlu dikonfirmasi bener si. Karena di Indonesia pes terakhir terdeteksi di Jawa Tengah taun 60-70an gitu,” tulis @piyopikavet pada Kamis (21/3/2024).

Awal mulanya terdeteksi awal 1900an. Setelah sekian lama muncul lg ini ga bahaya ta kalo emang bener pes?” lanjutnya.

Perlu diketahui, penyakit pes sendiri adalah infeksi bakteri serius yang disebabkan oleh Yersinia pestis.

Yersinia pestis ini ditularkan ke manusia yang digigit oleh kutu pemakan hewan pengerat atau oleh manusia yang kontak dengan hewan terinfeksi.

Baca juga: Termasuk Penyakit Endemik Indonesia, Bagaimana Tipes Memengaruhi Tubuh Anda?

Penjelasan Kemenkes

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi membantah munculnya kasus pes di Indonesia baru-baru ini.

Ia mengungkapkan, kasus pes terakhir terjadi pada 2007 atau 17 tahun yang lalu di Pasuruan, Jawa Timur.

“Sebenarnya satu kasus, setelah itu tidak ada kasus pes pada manusia. Hanya pada tikus masih ditemukan, hingga surveilans masih jalan,” ujar Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/3/2024).

Indonesia sendiri, menurutnya, dinyatakan sebagai daerah wabah pes dengan risiko rendah dan terlokalisasi (bersifat lokal).

Meski demikian, setidaknya terdapat tiga wilayah di Indonesia yang menjadi fokus penularan pes.

“Tiga daerah fokus pes, Kabupaten Boyolali (Jawa Tengah), Kabupaten Pasuruan (Jawa Timur), dan Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta),” tuturnya.

“(Ada) satu daerah bekas fokus pes, Kabupaten Bandung (Jawa Barat),” lanjutnya.

Baca juga: Daftar Penyakit Kronis yang Ditanggung BPJS Kesehatan, Apa Saja?

Masih bisa muncul kembali

Terpisah, epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa penyakit pes bisa muncul karena faktor penularannya masih ada, seperti tikus dan kutu.

Halaman:

Terkini Lainnya

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com