Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Ragam Tradisi Menjelang Ramadhan di Indonesia...

Kompas.com - 06/03/2024, 17:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

Dilansir dari Kompas.com (25/3/2022), megengan adalah tradisi menyambut bulan Ramadhan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur.

Tradisi ini dilakukan dengan kenduri atau selamatan di masjid atau mushola. Tak lupa, setiap warga membawa makanan untuk dibagi dan dimakan bersama-sama.

Namun dalam tradisi ini, ada satu makanan yang tak akan pernah tergantikan, yaitu kue apem.

Nama apem berasal dari kata bahasa Arab yakni afwan yang berarti maaf atau ampunan, sebagai simbol permohonan ampun kepada Allah SWT.

12. Meugang (Aceh)

Menjelang bulan puasa, masyarakat Aceh mengadakan meugang dengan membeli daging sapi, kemudian memasakanya, dan menyantapnya bersama keluarga.

Tak jarang, mereka juga mengundang tetangga, anak yatim, dan fakir miskin untuk menikmati hidangan bersama-sama.

Daging sapi ini diolah dengan menu masakan daerah masing-masing di Aceh, seperti asam keueung, kari, gulai merah, dan sebagainya.

Baca juga: Sidang Isbat Awal Ramadhan 2024: Link, Tahapan, Jadwal dan Lokasi Pantau Hilal

13. Malamang (Padang)

Tradisi malamang digelar oleh masyarakat Kecamatan Pauh, Padang, Sumatera Barat untuk menyambut bulan Ramadhan.

Malamang dilakukan dengan membuat lamang, makanan khas Minang yang terbuat dari beras ketan.

Uniknya, lamang tersebut dimasak dengan cara dimasukkan ke dalam bambu panjang kemudian dibakar dengan dilapisi daun pisang.

Lamang biasanya menjadi makanan pembuka saat buka puasa. Tradisi malamang biasanya dilakukan sepekan hingga sehari menjelang Ramadhan.

14. Mohibadaa (Gorontalo)

Masyarakat Gorontalo menggelar tradisi mohibadaa untuk menyambut bulan suci Ramadhan, dengan membalurkan ramuan rempah-rempah tradisional sebagai masker wajah.

Adapun racikan rempah-remah yang digunakan antara lain tepung beras, humopoto (kencur), bungale (bangle), dan alawahu (kunyit). Disarankan menggunakan beras ketan agar hasil tepungnya halus.

Mohibadaa dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kondisi kulit karena biasanya saat puasa, kulit terasa kering apalagi cuaca Gorontalo sangat panas.

Tak hanya aromanya yang harum sepanjang hari, kulit juga akan terasa kencang, sehat berseri, tidak kering, dan mengurangi kerutan.

Baca juga: Jadwal Libur Awal Puasa Ramadhan 2024 untuk Siswa di Pulau Jawa

(Sumber: Kompas.com/Ulfa Arieza | Editor: Anggara Wikan Presetya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com