Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Ikan Tampak Mati, Kering, dan Dikerubungi Semut Bisa Hidup Lagi Saat Direndam Air, Ini Faktanya

Kompas.com - 29/02/2024, 16:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Tujuan dari hibernasi adalah supaya tidak harus mencari makanan pada saat musim dingin.

Selain itu, alasan lain hibernasi adalah supaya tidak harus melakukan migrasi ke tempat yang lebih hangat.

Melalui hibernasi, makhluk hidup tidak akan menggunakan metabolisme mereka karena dalam mode hemat energi.

Selama proses hibernasi, beberapa bagian tubuh akan turun ke tingkat yang lebih rendah. Seperti detak jantung, suhu tubuh, dan laju pernapasan.

Baca juga: 5 Jenis Ikan Ini Bantu Memperpanjang Umur, Rutin Dikonsumsi Warga Zona Biru

Belum pernah ada kasus ikan hibernasi di Indonesia

Lebih lanjut, Fahmi mengungkapkan bahwa jenis ikan hibernasi belum pernah ditemui di Indonesia.

"Kebetulan untuk jenis ikan seperti ini belum pernah ada kasusnya di Indonesia, ini biasa terjadi di daerah-daerah yang mengalami cuaca atau musim yang ekstrem," ucap dia.

Ia memberikan contoh, misalnya saat musim kering yang berkepanjangan sehingga aliran sungai menjadi kering selama beberapa waktu (bisa beberapa bulan atau bahkan 1 tahun).

Oleh karena itu, ikan-ikan yang hidup di sana beradaptasi dengan cara berhibernasi, yaitu dengan cara memendam tubuhnya di lumpur atau dalam tanah.

Sehingga, kata Fahmi, ketika tanahnya mengering, tubuh mereka juga ikut menjadi kering sampai pada suatu saat ketika air sudah mulai mengalir lagi, ikan-ikan tersebut akan pulih dan hidup lagi.

Baca juga: 7 Jenis Ikan Terbaik untuk Menurunkan Berat Badan, Apa Saja?

Diduga ikan betok

Sementara itu, dokter hewan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Slamet Raharjo mengatakan, ikan yang ada dalam unggahan tersebut diduga adalah jenis ikan betok.

"Ikan dalam video adalah ikan betok yang memiliki organ tambahan untuk menyimpan oksigen yang membuat ikan tersebut dapat bertahan hidup lama di luar air," ujarnya terpisah.

Kendati demikian, ia menegaskan bahwa ada beberapa poin penting yang harus diketahui secara nalar.

Apabila ikan betok yang tampak kering tersebut sudah benar-benar mati, dimasukkan ke air pun tetap tidak akan bisa hidup lagi.

"Kecuali, bila ikan betok tersebut belum mati, saat dimasukkan air tampak hidup lagi kemungkinan besar karena masih memiliki simpanan oksigen dalam organ tambahan penyimpan oksigen," jelasnya.

Adapun bila ikan betok tersebut belum mati, tampak kering, dan dikerubungi semut seperti yang terlihat pada video, recovery ketika dimasukkan lagi ke dalam air tidak langsung berupa gerakan pindah tempat.

Akan tetapi diawali dengan gerakan tutup insang sebagai indikator bernafas, dan diikuti gerakan sirip dada. Baru beberapa saat kemudian akan bergerak perlahan-lahan.

"Pada video tersebut aneh karena tidak terlihat gerakan tutup insang dan sirip dada. Dan kalaupun bisa bergerak tidak menjamin bisa survive," ucap Slamet.

Pasalnya, ketika kering, insang akan kolaps dan tidak bisa berdifusi menyerap oksigen.

Selain itu, kulit dan sisik yang kering akan kehilangan lendir yang berfungsi untuk pertahanan diri atau sistem imunitas ikan jebol, akhirnya pasti mati juga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com