Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kebiasaan Sehari-hari Penyebab Perut Buncit yang Wajib Dihindari

Kompas.com - 12/02/2024, 10:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perut buncit menjadi masalah bagi sebagian orang di Indonesia, terutama pada usia dewasa.

Orang yang punya perut buncit dianggap akan mengganggu penampilan karena memiliki penumpukan lemak di perut.

Terlebih jika orang dengan perut buncit dapat mengalami masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Untuk mengatasi masalah perut buncit, umumnya dokter akan merekomendasikan berbagai jenis diet yang dikombinasikan dengan pola makan sehat dan olahraga.

Selain itu, cobalah untuk menghindari kebiasaan sehari-hari yang dapat menyebabkan perut buncit.

Lalu, apa saja kebiasaan yang dapat menyebabkan perut buncit?

Baca juga: 7 Minuman Sehat yang Harus Dihindari jika Ingin Menyusut Perut Buncit


Baca juga: Studi Ungkap Teh Terbaik untuk Mengecilkan Perut Buncit

Kebiasaan yang menyebabkan perut buncit

1. Makan makanan manis

Seringkali kita tidak sadar ketika mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan gulanya.

Ada berbagai jenis makanan yang mengandung banyak gula tambahan, seperti makanan yang dipanggang, kue kering, muffin, yogurt, sereal, granola, protein bar, makanan dan minuman kemasan, serta makanan olahan lainnya.

Dikutip dari Healthline, makanan dan minuman dengan kalori tinggi adalah penyumbang asupan gula terbesar di Amerika Serikat.

Ini karena makanan dan minuman kemasan atau olahan punya harga yang murah dan dapat ditemui dengan mudah.

Akibatnya, tubuh akan mengalami asupan kalori dan gula dalam jumlah besar dengan sedikit atau tanpa nilai gizi dalam sekali makan.

Hal ini nantinya menyebabkan penambahan berat badan dan menambah penyimpanan lemak, terutama di bagian perut.

Baca juga: Perut Buncit atau Obesitas, Manakah yang Lebih Berbahaya?

2. Malas bergerak (mager)

Gaya hidup yang tidak banyak bergerak merupakan salah satu kebiasaan yang memunculkan penyakit bagi tubuh, termasuk tandanya yaitu mempunyai perut buncit.

Adapun kebiasaan malas bergerak yang dimaksud adalah duduk dalam waktu lama sepanjang hari, seperti menonton TV, duduk di meja kerja, perjalanan jauh, dan bermain game.
Penelitian menunjukkan bahwa 80 persen orang dewasa tidak memenuhi pedoman aktivitas fisik yang direkomendasikan oleh Pedoman Aktivitas Fisik Amerika Serikat.

Untungnya, melakukan aktivitas fisik secara teratur dan membatasi duduk terlalu lama dapat menurunkan risiko peningkatan lemak perut sekaligus mengelola berat badan.

Dalam sebuah penelitian, peneliti melaporkan bahwa orang yang melakukan latihan resistensi atau aerobik selama 1 tahun setelah menurunkan berat badan mampu mencegah penambahan lemak di bagian perut.

Di sisi lain, orang mereka yang tidak berolahraga mengalami peningkatan lemak perut sebesar 25–38 persen per tahunnya.

Studi lain menunjukkan bahwa mereka yang duduk lebih dari 8 jam setiap hari (tidak termasuk jam tidur) memiliki peningkatan risiko obesitas sebesar 62 persen dibandingkan dengan mereka yang duduk kurang dari 4 jam setiap hari.

Baca juga: 7 Cara Jalan Kaki yang Ampuh Mengecilkan Perut Buncit

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com