Biasanya, wilayah yang memiliki pola hujan jenis ini mempunyai puncak musim hujan pada Maret dan Oktober.
Salah satu wilayah yang memiliki pola ekuatorial adalah Sumatera Utara, berikut kondisi curah hujannya:
Wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan yang berkebalikan dari pola monsunal dengan memiliki satu puncak musim hujan. Namun, biasanya wilayah yang dilanda pola hujan ini dikelilingi oleh wilayah pola hujan ekuatorial.
Wilayah dengan pola lokal umumnya mengalami puncak musim hujan di bulan Juli-Agustus.
Salah satu wilayah yang memiliki pola lokal adalah Sulawesi Tengah, berikut kondisi curah hujannya:
Baca juga: Ramai soal Tak Ada Badai yang Melintasi Garis Khatulistiwa, Ini Kata BMKG
Ardhasena menuturkan, kondisi wilayah yang tidak dilanda hujan setiap hari meski memasuki musim hujan dikarenakan faktor alami atmosfer.
“Dalam musim hujan, tidak berarti ada hujan setiap hari, tapi bisa ada jeda dalam hari-hari yang hujan,” ujarnya.
“Dikarenakan alamiahnya selalu demikian, atmosfer butuh waktu untuk ‘recharge’ siklus airnya,” lanjutnya.
Adapun siklus air adalah proses yang berkelanjutan dari air yang ada di Bumi kemudian menjadi hujan.
Siklus air ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.
Evaporasi adalah proses penguapan air yang ada di permukaan Bumi, termasuk dari daratan dan laut menuju ke atmosfer.
Sementara kondensasi adalah proses perubahan uap air di atmosfer menjadi partikel es yang kemudian menggumpal satu sama lain menjadi awan.
Kemudian, presipitasi adalah proses jatuhnya uap air berbentuk awan tersebut ke permukaan Bumi. Uap air yang jatuh bisa sebagai hujan dan salju.
Meski begitu, kata Ardhasena, jeda hari tanpa hujan di berbagai wilayah mempunyai jumlah yang berbeda-beda. Ia juga tidak memungkiri bahwa hujan bisa terjadi setiap hari.
"Bisa hujan setiap hari, dalam beberapa hari," ucap dia.
Baca juga: Viral, Video Hujan Es di Kompleks Candi Arjuna, Ini Penjelasan BMKG
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.