Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Tak Ada Badai yang Melintasi Garis Khatulistiwa, Ini Kata BMKG

Kompas.com - 26/12/2023, 15:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang menyebut tidak ada badai pernah melintasi garis khatulistiwa, viral di media sosial.

Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @fulkshit pada Rabu (6/12/2023).

Dalam video, tampak rekaman timelapse yang memperlihatkan tidak ada badai yang melintasi garis khatulistiwa.

Badai-badai tersebut tampak hanya berada di utara dan selatan garis khatulistiwa.

Aneh tapi nyata! Tidak ada badai yang pernah melintasi garis Khatulistiwa,” bunyi keterangan dalam video unggahan tersebut.

Hingga Selasa (26/12/2023), unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 49.390 kali dan mendapat 472 komentar warganet.

Lantas, benarkah tak ada badai yang melintasi garis khatulistiwa?

Baca juga: Danau hingga Pulau, Ini 3 Fenomena Alam yang Muncul Setelah Siklon Tropis Seroja

Penjelasan BMKG

Deputi Bidang Meteorologi di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto membenarkan bahwa badai atau siklon tropis tidak ada yang melewati garis khatulistiwa.

“Secara umum, benar sekali bahwa badai atau siklon tropis tidak melewati garis khatulistiwa atau ekuator,” ujar Guswanto kepada Kompas.com, Selasa (26/12/2023).

Ia mengungkapkan, hal tersebut disebabkan adanya pengaruh gaya coriolis di Bumi.

Adapun gaya coriolis adalah gaya semu dengan membelokkan arus angin yang disebabkan oleh rotasi Bumi.

Gaya coriolis bertanggung jawab untuk membelokkan angin ke arah kanan di belahan Bumi utara dan ke arah kiri di belahan Bumi selatan,” ungkapnya.

“Gaya coriolis makin besar jika menuju ke lintang tempat yang lebih tinggi, sebaliknya gaya coriolis makin kecil jika lintang tempat makin rendah. Di ekuator, gaya coriolis adalah 0 (nol),” tambahnya.

Baca juga: Siklon Tropis Surigae Jadi Super Taifun, Apa itu Super Taifun?

Lebih sering terjadi di Bumi belahan utara dibanding selatan

Data siklon tropis 50 tahun terakhir di Asia-Pasifik.Dok. BMKG Data siklon tropis 50 tahun terakhir di Asia-Pasifik.
Guswanto menerangkan, siklon tropis atau badai lebih sering terjadi di Bumi belahan utara (BBU) daripada Bumi belahan selatan (BBS).

“Hal ini disebabkan atau dipengaruhi oleh antara lain perbedaan luas lautan dan daratan, kondisi tingkatan perubahan iklim, perubahan lingkungan di BBU dan BBS yang berbeda, serta dinamika atmosfer di BBU dan BBS yang memengaruhinya,” ucapnya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com