Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Bandung, BMKG Minta Warga Siaga karena Baru Awal Musim Hujan

Kompas.com - 12/01/2024, 20:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur wilayah Bandung Raya, Kamis (11/1/2024), membuat sejumlah wilayah terendam banjir. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan warga untuk tetap siaga banjir Bandung karena pada pertengahan Januari 2024, wilayah setempat baru memasuki awal musim hujan

Sebagai informasi, pemukiman warga di lima kecamatan Kabupaten Bandung Barat, yakni Dayeuhkolot, Bojongsoang, Kertasari, Katapang, dan Baleendah terendam, Kamis malam. Banjir juga melanda Kelurahan Braga, Kota Bandung, Kamis sore.

Diberitakan Kompas.id (12/1/2024), Dayeuhkolot menjadi daerah terdampak banjir yang paling parah, karena tanggul penahan air Sungai Cigede di kecamatan tersebut roboh. Sebanyak 7.027 warga terdampak banjir, meski tidak ada korban jiwa.

Sedangkan banjir di Braga disebabkan debit Sungai Cikapundung meningkat sehingga tanggul dekat pemukiman warga jebol. Akibatnya, 600 keluarga terjebak banjir dan sebagian harus mengungsi.

Sementara itu, banjir bandang disertai lumpur menerjang Kampung Cibodas, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat sejak Kamis siang.

Dikutip dari Kompas.com (11/1/2024), banjir terjadi akibat tingginya curah hujan yang membuat air mengalir deras membawa material lumpur dan ranting pohon.

Baca juga: Daftar Lokasi yang Berpotensi Banjir Rob pada 8-19 Januari 2024, Mana Saja?


BMKG: Bandung Raya baru awal musim hujan

Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Teguh Rahayu mengungkapkan, warga perlu waspada karena saat ini wilayah Bandung Raya baru masuk awal musim hujan.

Dia memprakirakan, puncak musim hujan di Bandung Raya baru dimulai pada Februari hingga Maret 2024.

"Jadi dengan intensitas yang cukup tinggi, cuaca ekstrem yang terkadang disertai angin lebat atau pun petir," ujar Ayu, sapaan akrabnya, dikutip dari situs resmi Pemerintah Kota Bandung, Jumat (12/1/2024).

Menurut Ayu, wilayah-wilayah di Bandung Raya akan dilanda cuaca berawan hingga hujan lebat selama tujuh hari kedepan.

"Dalam tujuh hari ke depan, untuk pagi hari potensinya cerah hingga berawan. Untuk siang hari, intensitas hujan sedang hingga lebat. Untuk malam hari hujan ringan hingga sedang," jelasn dia.

Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat se-Bandung Raya agar mewaspadai cuaca ekstrem dan potensi bencana yang akan ditimbulkannya selama musim hujan.

"Masyarakat harus selalu waspada. Ikuti info-info yang resmi," kata Ayu.

Dia juga menyarankan, petugas setempat untuk segera melakukan evakuasi jika hujan tidak berhenti dan debit air di sungai semakin tinggi. Sebaiknya, warga dievakuasi menuju daerah yang lebih aman.

Terpisah, prakirawan dari Stasiun Klimatologi Jawa Barat, Asri Rachmawati mengatakan puncak musim hujan di Jawa Barat diprakirakan akan berlangsung pada akhir Januari dan Februari 2024.

Meski begitu, dia menjelaskan ada beberapa faktor yang memengaruhi hujan di sebagian wilayah Jawa Barat dalam sepekan kedepan. Faktor tersebut antara lain kenaikan suhu permukaan laut di sekitar perairan Indonesia menjadi relatif hangat.

”Suhu permukaan laut yang hangat mengindikasikan potensi penambahan uap air ke wilayah Indonesia, termasuk Jawa Barat," jelas Asri.

Dia menambahkan, hujan dengan intensitas lebat yang terjadi selama berhari-hari juga dapat mengakibatkan banjir dan longsor yang terjadi di Bandung Raya.

"Masyarakat di daerah rawan bencana harus waspada apabila terjadi hujan selama berhari-hari,” imbuh Asri.

Baca juga: Daftar Daerah yang Berpotensi Banjir dan Longsor pada Januari 2024

Prakiraan cuaca di Bandung

Warga Gang Apandi, Braga, Kota Bandung, Jawa Barat mulai membersihkan lumpur sisa banjir, Jumat (12/1/2024).Kompas.com/Faqih Rohman Syafei Warga Gang Apandi, Braga, Kota Bandung, Jawa Barat mulai membersihkan lumpur sisa banjir, Jumat (12/1/2024).
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, wilayah Bandung masuk kategori waspada terkena risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor selama Januari 2024.

Selain itu, dikutip dari situs BMKG, Bandung diprediksi akan mengalami cuaca berawan, hujan ringan, hingga hujan sedang selama periode 12 hingga 18 Januari 2024.

BMKG juga memprakirakan Bandung berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan lebat disertai kilat atau petir, serta hujan es pada 12-13 Januari 2024 dan 16-18 Januari 2024.

Cuaca ekstrem berpotensi menimbulkan banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan air, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin selama satu minggu ke depan.

Untuk mengantisipasi bencana melanda Bandung, Ayu mengimbau pemerintah kota kembali menata bangunan di bantaran sungai yang melupa sampai banjir.

"Untuk pemerintah, tingkatkan lagi penataan kota, terutama yang buangan-pembuangan air, jalur-jalur air, untuk segera diperbaiki atau ditingkatkan lagi, sehingga ketika hujan intensitas tinggi, buangan air ini ada jalannya," ucapnya, dilansir Kompas.com (12/1/2024).

Ayu juga memintah masyarakat tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga lingkungan sekitarnya.

"Masyarakat harus waspada terus, mewaspada, dan jangan buang sampah sembarangan, yang kecil-kecil seperti itu ya. Intinya memitigasi diri sendiri jauh lebih aman daripada menunggu arahan dari pemerintah," ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com