Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Kuliah di ITB untuk Jalur SNBP 2024

Kompas.com - 12/01/2024, 19:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Institut Teknologi Bandung (ITB) telah merilis biaya kuliah untuk mahasiswa yang diterima melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024.

SNBP adalah jalur penerimaan mahasiswa baru pada perguruan tinggi negeri (PTN) yang didasarkan pada nilai atau prestasi akademik.

Biaya kuliah ITB berupa uang kuliah tunggal (UKT) yang wajib dibayarkan mahasiswa setelah mereka dinyatakan diterima di PTN ini.

Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto mengatakan, tidak ada kenaikan biaya kuliah ITB pada 2024/2025.

Artinya bahwa biaya kuliah ITB pada 2024/2025 dengan tahun sebelumnya.

"Tidak ada kenaikan," ujar Naomi kepada Kompas.com, Jumat (12/1/2024).

Lantas, berapa biaya kuliah di ITB untuk jalur SNBP 2024?

Baca juga: 40 Kampus di Indonesia Klaster Mandiri 2023, Ada UI, ITB, dan UGM

Biaya kuliah ITB 2024

ITB mengumumkan biaya kuliah pada 2024/2025 melalui laman resminya di https://admission.itb.ac.id/.

Biaya kuliah di ITB dibagi menjadi lima golongan, yakni UKT 1, UKT 2, UKT 3, UKT 4, dan UKT 5.

UKT tersebut nantinya dibayarkan per semester dengan nominal yang berbeda-beda, antara Sekolah Bisnis dan Manajemen dengan non-Sekolah Bisnis dan Manajemen.

Baca juga: 20 Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia Versi QS Asia University Rankings 2024, Tiga Besar Ada UI, UGM, dan ITB

Simak rincian biaya kuliah ITB 2024 berikut ini:

1. Sekolah Bisnis dan Manajemen

  • UKT 1: Rp 0
  • UKT 2: Rp 1.000.000
  • UKT 3: Rp 8.000.000
  • UKT 4: Rp 14.000.000
  • UKT 5: Rp 20.000.000

2. Selain Sekolah Bisnis dan Manajemen

  • UKT 1: Rp 0
  • UKT 2: Rp 1.000.000
  • UKT 3: Rp 5.000.000
  • UKT 4: Rp 8.750.000
  • UKT 5: Rp 12.500.000

Baca juga: Ketahui, Ini Kriteria Rumah Rawan Tersambar Petir Menurut Pakar ITB

Syarat mendaftar SNBP 2024 di ITB

Selain biaya kuliah, ITB juga sudah mengumumkan beberapa syarat khusus bagi calon mahasiswa yang ingin mendaftar melalui jalur SNBP.

Simak syarat mendaftar SNBP 2024 di ITB di bawah ini:

  • Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati-Sains: tidak boleh buta warna total maupun buta warna parsial
  • Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati-Rekayasa: tidak boleh buta warna total
  • Sekolah Farmasi: tidak boleh buta warna total maupun buta warna parsial
  • Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan: tidak boleh buta warna total maupun buta warna parsial
  • Fakultas Seni Rupa dan Desain: tidak boleh buta warna total maupun buta warna parsial
  • Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam-Kimia: tidak boleh buta warna total maupun buta warna parsial (pada saat penjurusan di ITB)
  • Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian-Teknik Geologi: tidak boleh buta warna total maupun buta warna parsial (pada saat penjurusan di ITB)
  • Fakultas Teknologi Industri-Teknik Kimia: tidak boleh buta warna total (pada saat penjurusan di ITB)
  • Fakultas Teknologi Industri-Teknik Pangan: tidak boleh buta warna total maupun buta warna parsial (pada saat penjurusan di ITB)

Baca juga: Kata UI dan ITB soal Skripsi Bukan Satu-satunya Syarat Kelulusan Mahasiswa

Jadwal pendaftaran SNBP 2024 di ITB

Calon mahasiswa juga perlu mengetahui jadwal pendaftaran SNBP 2024 di ITB.

Berikut jadwal selengkapnya:

  • Pengumuman kuota sekolah: 28 Desember 2023
  • Masa sanggah kuota sekolah: 28 Desember 2023-17 Januari 2024
  • Pembuatan akun SNPMB oleh sekolah: 8 Januari-8 Februari 2024
  • Pembuatan akun SNPMB oleh siswa: 8 Januari-15 Februari 2024
  • Pengisian PDSS: 9 Januari-9 Februari 2024
  • Pendaftaran SNBP: 14-28 Februari 2024
  • Pengumuman hasil SNBP: 26 Maret 2024
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com