Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hari Ibu 22 Desember dan Bedanya dengan Mother's Day

Kompas.com - 21/12/2023, 09:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia merayakan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember setiap tahun.

Peringatan Hari Ibu diadakan untuk mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan.

Di tahun ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menetapkan Peringatan Hari Ibu (PHI) bertemakan "Perempuan Berdaya, Indonesia Maju".

Peringatan ini diharapkan akan memberikan inspirasi untuk terus mendukung dan menyadari pentingnya peran perempuan dalam mencapai kemajuan Indonesia.

Sementara itu, meski terlihat sama, Hari Ibu memiliki perbedaan dari perayaan Mother's Day lainnya.

Berikut sejarah Hari Ibu dan perbedaannya dengan Mother's Day.

Baca juga: 40 Twibbon dan Ucapan Hari Ibu 22 Desember 2023


Sejarah Hari Ibu

Peringatan Hari Ibu dilaksanakan di Indonesia setiap tanggal 22 Desember.

Dikutip dari Panduan Peringatan Hari Ibu ke-95, peringatan ini diawali dari pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 22-28 Desember 1928.

Kongres ini diadakan untuk menyatukan perkumpulan perempuan-perempuan Indonesia dalam satu perhimpunan perempuan nasional.

Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah kebangkitan pergerakan perempuan karena mereka dapat berdiri bersama kaum laki-laki dan kaum muda untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Diberitakan Kompaspedia, kongres pertama diadakan untuk membangun kesadaan berorganisasi kaum perempuan Indonesia.

Hal-hal lain yang dibahas dalam kongres tersebut, yakni tuntutan terhadap perkawinan anak, kawin paksa, serta pemberian beasiswa untuk anak perempuan dan sekolah-sekolah perempuan.

Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI) yang mewadahi perempuan Indonesia berdiri setelah kongres.

Setelah itu, Kongres Perempuan Indonesia II terselenggara pada 20–24 Juli 1935 di Jakarta.

Kongres ini membentuk Badan Pemberantasan Buta Huruf (BPBH) dan membahas perlakuan tidak adil kepada buruh perempuan perusahaan batik di Lasem, Rembang, Jawa Tengah.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com