Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Gaya Kampanye Bongbong Marcos, Disebut Mirip dengan Joget Gemoy Prabowo

Kompas.com - 13/12/2023, 21:33 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Artinya mereka tak mengalami era Marcos yang otoriter, yang menurut Amnesty International selama UU darurat telah memenjarakan 70.000 orang, menyiksa 34.000 orang, dan menewaskan 3.200 orang lebih.

Para generasi muda itu hidup di zaman media sosial yang berpengaruh penting dalam pembentukan citra baru terhadap Marcos Sr, ayah "Bongbong” Marcos.

Baca juga: Muncul Pertama Kali Bersama Prabowo, Gibran: Tenang Pak, Saya Sudah di Sini

Kampanye medsos dilakukan untuk rebranding era Marcos Sr yang bukan sebagai periode darurat militer, pelanggaran HAM mengerikan, korup, penjarahan kas negara, dan ekonomi di ambang keruntuhan, melainkan sebagai zaman keemasan (golden age), kemakmuran, bebas kejahatan, zaman kebebasan.

Dengan begitu, publik akan beranggapan penggulingan Marcos sebuah kesalahan. Kampanye itu dimulai sejak satu dekade yang lalu melalui video yang diunggah ke Youtube dan Facebook.

Selain media sosial, faktor lain dari kemenangan telah Bongbong adalah karena bersatunya dua dinasti, yaitu Marcos dan Duterte yang memiliki pengaruh kuat di politik.

Baca juga: Profil Ferdinand Marcos Jr, Presiden Terpilih Filipina yang Kontroversial

Tanggapan tim kampanye Prabowo

Sementara itu, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Dedek Prayudi tidak merespons perihal dugaan kemiripan joget "gemoy" ala Prabowo dengan gaya kampanye ”Bongbong” Marcos.

Pesan singkat yang dikirimkan Kompas.com, hingga Rabu (13/12/2023) sekitar pukul 21.30 WIB tidak juga mendapatkan balasan.

Terpisah, Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa narasi "gemoy" yang dilabelkan kepada Prabowo muncul dari respons publik atas antusiasme Pilpres 2024.

"Ya gimick 'gemoy' itu adalah dari netizen. Itu menandakan bahwa masyarakat memiliki antusias yang baik pada Pemilu 2024," kata dia, dikutip dari siaran Youtube Kompas.com, Selasa (28/11/2023).

Diketahui, narasi "gemoy" yang identik dengan Prabowo itu sempat menimbulkan polemik dan kritik dari berbagai pihak.

Narasi tersebut juga bertolak belakang dengan citra tegas yang ditunjukkan Prabowo pada Pilpres 2019 dan 2014 lalu.

Baca juga: Jawaban Anies soal Polusi Udara DKI Jakarta yang Disorot Prabowo dalam Debat Capres-Cawapres

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com