Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bocah 10 Tahun yang Divonis Kanker Usai Bergejala Mirip Flu Biasa

Kompas.com - 11/12/2023, 10:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang bocah bernama Chloe Cush dari Lisburn, Co Antrim, Inggris Raya divonis mengidap kanker setelah sebelumnya ia berfikir hanya mengalami flu biasa saja.

Hal tersebut bermula tak lama setelah ulang tahunnya yang ke-10 pada 16 Oktober 2023, menurut laporan dari Belfast Live (7/12/2023).

Saat itu, Chloe mulai merasa tidak enak badan dan mengalami gejala-gejala yang mirip dengan gejala flu pada umumnya.

Chloe tidur hampir sepanjang liburan tengah semester dan tidak banyak makan atau minum. Akan tetapi, setelah ia menunjukkan gejala ruam, orangtuanya membawa Chloe ke dokter.

Dokter kemudian menyarankan ibunya, Deborah, untuk tidak memasukkan Chloe ke sekolah karena bisa jadi dia terkena cacar air.

Beberapa hari kemudian, Chloe merasa sehat kembali dan ingin kembali ke sekolah, namun kesehatannya kembali memburuk.

Lantas, bagaimana kisah Chloe Cush?

Baca juga: Berkaca dari Kasus Siswa SD Bekasi yang Di-sliding dan Kakinya Diamputasi, Ini Penyebab dan Gejala Kanker Tulang


Chloe Cush divonis kanker setelah alami gejala mirip flu

Pada 11 November 2023, Chloe mulai menangis dan mengatakan bahwa ia tak dapat melihat dengan mata kirinya. Selain itu, ia juga merasakan berat di lengan kirinya, dan tersandung saat berjalan.

"Kami segera menelepon dokter. Kami menurunkannya di RS dan dokter mengatakan bahwa itu terdengar seperti migrain," kata Deborah dilansir dari Mirror (9/12/2023).

"Kami kemudian pergi ke A&E, di mana Chloe menjalani pemeriksaan darah dan semuanya baik-baik saja. Dia juga menjalani pemeriksaan dan CT scan," imbuhnya.

Perawat mengatakan bahwa itu adalah kemungkinan stroke, akan tetapi ada sesuatu di otaknya.

"Chloe dirawat malam itu juga sampai kami mendapatkan jawaban pada hari-hari berikutnya. Chloe menjalani MRI, pungsi lumbal, biopsi pada ruam dengan jahitan, USG, X-Ray, dan steroid kuat selama dua hari," ungkap dia.

Baca juga: Mengenal Kanker Langka GIST yang Diidap Woohyun INFINITE, Serang 10 dari 1 Juta Orang

Divonis limfoma sel besar anaplastik positif ALK

Kemudian, pada Jumat (17/11/2023), dokter masih belum memberikan diagnosis yang tepat, jadi perawat mengizinkan Chloe pulang ke rumah untuk akhir pekan. Akan tetapi, ruam dan pandangan matanya masih sama.

Dua hari kemudian, ketika Chloe sedang mandi, ia menemukan benjolan di selangkangannya.

Ia kembali ke rumah sakit dan menjalani tes mata lengkap, yang akan diulang pada Januari 2024 untuk mengetahui apakah anak tersebut mengalami gangguan penglihatan secara permanen.

Tak hanya itu, Chloe menjalani USG lagi pada semua organ perutnya dan benjolan baru di pangkal pahanya.

Keesokan harinya, keluarga Chloe dihantam kabar buruk. Dokter mengatakan bahwa gadis kecil mereka menderita kanker.

"Pada tanggal 22 November, kami diberi kabar terburuk yang bisa kami bayangkan," kata Deborah.

Chloe didiagnosis dengan limfoma sel Besar anaplastik positif ALK dengan penyakit sistem saraf.

Menurut National Institutes of Health (NIH), limfoma sel besar anaplastik positif ALK lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja dibandingkan orang dewasa.

Penyakit ini lebih sering terjadi pada tiga dekade pertama kehidupan dan menunjukkan dominasi laki-laki secara keseluruhan (rasio laki-laki dan perempuan 1,5:1).

Mayoritas pasien datang dengan penyakit stadium III atau IV lanjut, dan menunjukkan gejala seperti demam terus-menerus, penurunan berat badan, dan keringat malam yang banyak.

Chloe kemudian dipindahkan ke bangsal hematologi dan harus menjalani CT scan lagi.

"Keesokan harinya adalah perjalanan pertamanya ke ruang operasi untuk memasang selang di dadanya," ucap Deborah.

Chloe harus menjalani pengangkatan sumsum tulang, pengangkatan benjolan di selangkangan, pungsi lumbal lainnya, dan kemudian dosis pertama kemoterapi melalui lumbal untuk otaknya.

"Melalui semua ini, ia (Chloe) begitu berani, penuh senyum dan canda," ungkap ibunya.

Baca juga: Apa Itu Kemoterapi? Berikut Penjelasannya

Chloe banyak menjalani kemoterapi

Pada 27 dan 29 November 2023, Chloe harus kembali ke ruang perawatan untuk menjalani kemoterapi melalui lumbal. Kemudian, pada 1 Desember 2023 ia memulai blok kemo keduanya.

"Dia memiliki begitu banyak kantong melalui garis tengah, dia merasa sulit untuk bergerak. Tiga hari berikutnya ia menjalani lebih banyak kemo melalui garis tengah bersama dengan beberapa cairan lain, serta lumbal lainnya," ungkap Deborah.

Ia melanjutkan, Chloe mulai mengeluhkan rasa sakit di mulut dan rahangnya saat makan.

"Chloe mengatakan bahwa ia terlalu lelah untuk terus pergi ke ruang kemoterapi, dan bisakah ia berhenti pergi," imbuhnya.

Ibunya juga mengungkapkan bahwa Chloe mulai kehilangan nafsu makan dan lelah saat masih mengonsumsi cairan.

Deborah berharap putrinya bisa menjalani lebih banyak kemoterapi dengan jeda beberapa hari sebelum memulai blok berikutnya.

"Kami berharap dia diizinkan pulang ke rumah untuk satu malam minggu ini agar bisa bersama dengan saudara laki-laki dan perempuannya yang hampir tidak pernah bertemu dengannya sejak dia dirawat di rumah sakit," ujarnya.

"Kami semua merindukannya. Selama ini dia tetap menjadi gadis kecil kami yang ceria, kuat, berani, lucu, dan gila, yang selalu menjalani hari demi hari dengan penuh keberanian," sambungnya.

Baca juga: Kisah Mia Brehme, Wanita Inggris yang Meninggal karena Kanker Usus, Sempat Dikira Ambeien

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com