Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penyintas Stroke, Bangkit dari Kelumpuhan untuk Taklukkan Lari 10K

Kompas.com - 24/11/2023, 16:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Bahkan, pria asal Yogyakarta ini pernah mengikuti lomba lari separuh maraton di Selandia Baru dan Singapura.

"Ada satu titik pas masih di Surabaya, saya bilang ke istri, 'Kok Tuhan ngasih kayak gini ya?' Denial-lah orang dulu pelari, terus jadi tak berdaya," ucapnya.

Baca juga: Bisa Menyerang Usia di Bawah 45 Tahun, Kenali Penyebab dan Gejala Stroke di Usia Muda!

Suatu pagi, suster membawakan Alfa kursi roda. Hal itu kian membawanya ke titik terendah.

"Naik kursi roda? Memang saya nggak bisa jalan ya?" tanyanya tak percaya.

Beruntung, Alfa memiliki istri yang terus mendampingi dan mendukung. Sang istri memintanya berserah diri dan percaya bahwa semua kehendak Tuhan pasti akan ada jalan keluarnya.

Istrinya juga selalu memberikan afirmasi positif yang membuatnya bangkit dan mau untuk kembali belajar berjalan seperti anak kecil.

Alfa pun mulai menerima kondisinya yang tidak lagi fit, terkena stroke, dan tak bisa berjalan atau menggerakkan tubuh bagian kiri.

"Saya tidak tahu kenapa jalannya (menuju kesembuhan) lancar," ujarnya.

Baca juga: Kondisi Lidah Bisa Jadi Tanda Stroke, seperti Apa?

Pindah ke Yogyakarta untuk menjemput kesembuhan

Alfa (45) duduk di kursi roda saat lumpuh separuh badan akibat stroke yang menyerang pada 2020.Dok. Alfa Alfa (45) duduk di kursi roda saat lumpuh separuh badan akibat stroke yang menyerang pada 2020.
Beberapa bulan menjalani perawatan di Surabaya, teman-teman Alfa yang merupakan alumnus SMA Kolese De Britto Yogyakarta menyarankan agar dia pindah ke kota kelahiran, Yogyakarta.

Pasalnya, saat sang istri pergi bekerja, Alfa hanya seorang diri di rumah. Berbeda dengan Yogyakarta, ada orangtua yang menemani, serta kawan-kawan yang akan mendukung kesembuhannya.

Dalam perjalanan menuju Kota Pelajar menggunakan mobil ambulans, sekitar tiga minggu sebelum sang istri berulang tahun, Alfa mengaku belum menyiapkan kado apa pun.

"Saya belum siapin kado apa-apa. Tapi, dia cuma mau pas ulang tahun saya sudah bisa jalan. Padahal, tinggal tiga minggu doang, gimana caranya," cerita Alfa.

Tidak menyerah, keinginan memberikan kado untuk sang istri menjadi pemantik Alfa agar bisa kembali berjalan. Dia juga bertekad untuk tidak terus merepotkan orang-orang sekitar.

Baca juga: Bisakah Penderita Tekanan Darah Rendah Terkena Stroke?

Lantaran kondisi yang masih pandemi, Alfa menjalani prosedur fisioterapi untuk memulihkan kelumpuhan akibat stroke di rumah.

Semula, menu fisioterapi dari dokter hanya terjadwal selama seminggu tiga kali. Namun, Istri Alfa meminta frekuensi pengobatan ditambah untuk menghindari kelumpuhan total.

"Istriku minta dua hari sekali karena hanya punya waktu delapan bulan dari serangan stroke, setelah itu tidak bisa gerak. Saat itu bulan kedua, masih punya waktu enam bulan. Semangatku jadi tambah lagi," terang Alfa.

Di awal terapi, fisioterapis sempat berkata Alfa akan lebih cepat jalan daripada menggerakkan tangan.

Terbukti, kurang lebih seminggu sebelum istri berulang tahun, Alfa sudah mampu melangkahkan kaki tanpa bantuan walker.

"Kayak anak kecil bisa jalan. Saking senangnya saya bilang ke bapak, 'ambilin sepatu lariku!' Pakai sepatu, divideo, dan kirim ke istriku dengan pesan 'early gift, happy birthday.' Itu kado teromantis dan termahal ya," kenangnya sembari tersenyum.

Baca juga: Mengenal Silent Stroke dan Bahayanya, Kondisi di Mana Stroke Terjadi Tanpa Gejala

Ajakan kembali berlari mengobarkan semangat

Alfa (45), penyintas stroke lumpuh, berlari di Borobudur Marathon 2023 ditemani oleh rekan-rekan komunitas JB Playon.Dok. Alfa Alfa (45), penyintas stroke lumpuh, berlari di Borobudur Marathon 2023 ditemani oleh rekan-rekan komunitas JB Playon.

Mendengar kabar kakinya sudah  bisa melangkah, teman-teman Alfa dari komunitas lari alumnus de Britto, JB Playon, mulai mengajaknya kembali berlari.

Saat itu, sekitar pertengahan 2020, Alfa mulai mengikuti acara lari virtual dengan sistem multiple atau bisa dicicil.

"Ikut yang 5 kilometer itu bisa dicicil selama seminggu. Jadi, sehari bisa setengah kilometeran. Ternyata bisa, akhirnya cari event lagi, itu masih 2020," ujarnya.

Alfa juga mulai aktif melakukan latihan dengan berlari kecil di sekitar kompleks perumahan orangtuanya.

Hingga pada 2021, saat pandemi mulai surut, tersiar kabar akan ada gelaran maraton di beberapa tempat.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com