Kesalahan menu, adalah yang membuat mereka berdebar-debar.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Prefektur di Jepang?
Dikutip dari Forbes (18/7/2023), Shiro Ogun mendirikan restoran tersebut pada tahun 2017.
Ide untuk pembuatan restoran tersebut muncul ketika Shiro Ogun disuguhi pangsit, bukan burger, saat mengunjungi sebuah panti jompo.
Awalnya, dia akan mengirim pangsit itu kembali, tapi kemudian dia menyadari bahwa dia berada di dunia yang berbeda, dengan tingkat fungsionalitas yang berbeda-beda, termasuk kesalahan yang tidak terlalu merugikannya.
Ia kemudian berpikir, mengapa ia tidak menerima saja apa yang diterimanya sebagai cara menghargai kesulitan yang dihadapi orang-orang di sekitarnya, sebagai tindakan kebaikan dan kerendahan hati.
Hal yang luar biasa dari restoran buatannya ini adalah proyek tersebut menghadirkan orang-orang yang menderita demensia sebagai orang yang bahagia, rajin, suka membantu, komunikatif, dan ramah.
Dalam beberapa video yang beredar di media sosial, semua orang terlihat bersenang-senang dalam mendokumentasikan suasana resto.
Para staf lanjut usia dengan seragam sederhana dan ceria, terlihat sama aktif dan produktifnya dengan orang-orang yang usianya sepertiga dari usia mereka.
Pengunjung menggambarkan pengalaman tersebut sebagai sesuatu yang lucu dan membahagiakan.
Sejak restoran pertama dibuka, hanya 37 persen pesanan yang salah, namun 99 persen pelanggan "menyatakan dirinya bahagia", serta percaya bahwa ide unik seperti itu akan membantu memahami penderita demensia.
Baca juga: Gempa M 6,6 Guncang Jepang, Picu Tsunami Kecil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.