Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resto Ini Mempekerjakan Penderita Demensia, Tamu yang Memesan Sup Justru Mendapatkan Sandwich

Kompas.com - 11/11/2023, 14:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lini media sosial diramaikan dengan sebuah restoran di Jepang yang menyuguhkan pelayanan tak biasa, yakni dengan mempekerjakan lansia yang rata-rata telah menderita demensia atau pikun.

Salah satu video yang memperlihatkan suasana restoran tersebut dimuat oleh akun X (Twitter) @cristyjoy pada Kamis (9/11/2023).

Dalam video tampak pelanggan terlihat senang dilayani oleh orang-orang dengan tampilan yang sudah tak lagi muda tersebut.

"I recently saw this video about this. Such a beautiful & heartwarming thing to do (Saya baru-baru ini melihat video tentang ini. Sungguh hal yang indah dan mengharukan untuk dilakukan)," tulis pengunggah.

Lantas, bagaimana konsep restoran tersebut?

Baca juga: Alasan Jepang Dijuluki Negeri Matahari Terbit, Begini Asal-usulnya


Restoran dengan pekerja demensia

Nama restoran tersebut adalah Mistaken Orders dan berlokasi di Tokyo, Jepang.

Pemilik restoran ini adalah sutradara televisi Jepang bernama Shiro Ogun, dilansir dari Deccanchronicle (9/11/2023).

Shiro Oguni menciptakan bisnis tersebut untuk mengubah persepsi tentang penuaan dan gangguan kognitif progresif.

Demensia adalah istilah untuk menggambarkan penurunan daya ingat, kemampuan belajar, dan komunikasi. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa kondisi, salah satunya adalah penyakit alzheimer.

Sebagai informasi, Jepang sendiri memiliki jumlah penderita demensia yang terbilang tinggi.

Nah, Mistaken Orders adalah contoh inspiratif tentang bagaimana masyarakat dapat merangkul dan melibatkan individu penyandang disabilitas dalam budaya dan kehidupan sehari-hari.

Lantaran dilayani oleh pekerja yang sudah pikun, maka pesanan dan penyajian terkadang jauh berbeda. 

Namun, justru kesalahan-kesalahan inilah yang disukai dan dinanti oleh para tamu atau pelanggan.

Tamu mungkin akan mendapatkan sandwich sebagai pengganti sup yang dipesan, dan mereka tidak menganggap kesalahan ini buruk layaknya jika terjadi di restoran lain.

Pelanggan justru senang, menanti-nanti kesalahan apa lagi yang akan dilakukan oleh staf resto.

Kesalahan menu, adalah yang membuat mereka berdebar-debar. 

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Prefektur di Jepang?

Awal mula ide muncul

Dikutip dari Forbes (18/7/2023), Shiro Ogun mendirikan restoran tersebut pada tahun 2017.

Ide untuk pembuatan restoran tersebut muncul ketika Shiro Ogun disuguhi pangsit, bukan burger, saat mengunjungi sebuah panti jompo.

Awalnya, dia akan mengirim pangsit itu kembali, tapi kemudian dia menyadari bahwa dia berada di dunia yang berbeda, dengan tingkat fungsionalitas yang berbeda-beda, termasuk kesalahan yang tidak terlalu merugikannya.

Ia kemudian berpikir, mengapa ia tidak menerima saja apa yang diterimanya sebagai cara menghargai kesulitan yang dihadapi orang-orang di sekitarnya, sebagai tindakan kebaikan dan kerendahan hati.

Hal yang luar biasa dari restoran buatannya ini adalah proyek tersebut menghadirkan orang-orang yang menderita demensia sebagai orang yang bahagia, rajin, suka membantu, komunikatif, dan ramah.

Dalam beberapa video yang beredar di media sosial, semua orang terlihat bersenang-senang dalam mendokumentasikan suasana resto.

Para staf lanjut usia dengan seragam sederhana dan ceria, terlihat sama aktif dan produktifnya dengan orang-orang yang usianya sepertiga dari usia mereka.

Pengunjung menggambarkan pengalaman tersebut sebagai sesuatu yang lucu dan membahagiakan.

Sejak restoran pertama dibuka, hanya 37 persen pesanan yang salah, namun 99 persen pelanggan "menyatakan dirinya bahagia", serta percaya bahwa ide unik seperti itu akan membantu memahami penderita demensia.

Baca juga: Gempa M 6,6 Guncang Jepang, Picu Tsunami Kecil

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com