Dua senyawa tersebut dapat menyebabkan beberapa gejala alergi, termasuk asma, pilek, hidung tersumbat, mata merah, mata dan hidung gatal, serta kulit ruam dan gatal.
Baca juga: Sederet Efek Samping Manggis, Tak Semua Orang Bisa Mengonsumsinya
Bagi penderita penyakit refluks gastroesofagus alias GERD, penting untuk mengurangi asupan bawang merah, baik makanan atau obat tradisional.
GERD adalah masalah kesehatan yang terjadi saat asam lambung mengalir naik ke kerongkongan, sehingga menyebabkan gejala mual.
Bawang merah dapat menurunkan otot sfingter esofagus yang berada di bagian bawah kerongkongan.
Otot ini berfungsi untuk menutup dan mencegah masuknya cairan asam lambung ke kerongkongan.
Oleh karenanya, kendor atau turunnya otot sfingter esofagus berpotensi menyebabkan penyakit asam lambung kambuh.
Baca juga: Efek Samping Pepaya, Sehatkan Pencernaan tapi Bisa Picu Efek Pencahar
Bawang merah memiliki efek antikoagulan yang dapat membantu mencegah terjadinya pembekuan darah.
Meski tampak bermanfaat, efek ini dapat berbalik menjadi masalah jika dikonsumsi bersama dengan obat tertentu.
Beberapa penelitian melaporkan, bawang merah berpotensi mengganggu obat pengencer darah seperti warfarin, serta sedikit meningkatkan risiko pendarahan.
Namun, penelitian-penelitian tersebut tak menyebutkan jumlah bawang yang diperlukan untuk menimbulkan risiko kesehatan, sehingga masih memerlukan lebih banyak riset.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.