Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Desa Wisata Terbaik di Dunia 2023, Ada Indonesia

Kompas.com - 26/10/2023, 13:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) baru-baru ini telah merilis daftar Desa Wisata Terbaik 2023.

UNWTO merupakan badan PBB yang bertanggung jawab untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan dan dapat diakses secara universal.

Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili mengatakan, daftar ini sebagai bentuk pengakuan terhadap desa-desa yang memanfaatkan pariwisata bagi pembangunan dan kesejahteraan mereka.

"Pariwisata dapat menjadi kekuatan yang kuat untuk inklusivitas, memberdayakan komunitas lokal dan mendistribusikan manfaat ke seluruh wilayah," ujarnya, dikutip dari laman resmi UNWTO.

Desa Penglipuran, Bali menjadi satu-satunya desa wisata dari Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut.

Di kawasan Asia Tenggara, hanya Indonesia dan Vietnam yang sukses mengunci satu tempat desa wisata terbaik di dunia 2023.

Berikut daftar desa wisata terbaik dunia 2023 versi UNWTO:

Baca juga: Melukis Wajah 7 Presiden Menggunakan Nama-nama Desa, Pria Asal Pati Raih Rekor MURI

  • Al Sela, Yordania
  • Barrancas, Chili
  • Biei, Jepang
  • Caleta Tortel, Chili
  • Cantavieja, Spanyol
  • Chaca, Peru
  • Chavin de Huantar, Peru
  • Dahshour, Mesir
  • Dhordo, India
  • Dongbaek, Republik Korea
  • Douma, Lebanon
  • Ericeira, Portugal
  • Filandia, Kolombia
  • Hakuba, Jepang
  • Higueras, Meksiko
  • Huangling, Tiongkok
  • Jalpa de Cánovas, Meksiko
  • Kandovan, Iran
  • La Carolina, Argentina
  • Desa Lephis, Etiopia
  • Lerici, Italia
  • Manteigas, Portugal
  • Morcote, Swiss
  • Mosan, Republik Korea
  • Oku-Matsushima, Jepang
  • Omitlan de Juarez, Meksiko
  • Onati, Spanyol
  • Ordino, Andorra
  • Oyacachi, Ekuador
  • Paucartambo, Peru
  • Penglipuran, Indonesia
  • Pisco Elqui, Chili
  • Pozuzo, Peru
  • Saint-Ursanne, Swiss
  • Saty, Kazakstan
  • Schladming, Austria
  • Sehwa, Republik Korea
  • Sentob, Uzbekistan
  • Shirakawa, Jepang
  • Siguenza, Spanyol
  • ?irince, Turkiye
  • Siwa, Mesir
  • Slunj, Kroasia
  • Sortelha, Portugal
  • St Anton am Arlberg, Austria
  • Tan Hoa, Vietnam
  • Taquile, Peru
  • Tokaj, Hongaria
  • Valeni, Moldova
  • Vila da Madalena, Portugal
  • Xiajiang, Tiongkok
  • Zapatoca, Kolombia
  • Zhagana, Tiongkok
  • Zhujiawan, Tiongkok

Baca juga: 4 Poin Revisi UU Desa: Gaji, Masa Jabatan, Tunjangan, dan Dana Desa

Inisiatif Desa Wisata Terbaik oleh UNWTO adalah bagian dari program pariwisata untuk pembangunan desa.

Program ini bertujuan untuk mendorong pembangunan dan inklusi di daerah pedesaan, memerangi depopulasi.

UNWTO juga berharap agar inisiatif tersebut dapat memajukan inovasi dan integrasi rantai nilai melalui pariwisata, mendorong praktik berkelanjutan.

Ada sembilan kategori penilaian desa wisata terbaik dunia, yakni sumber daya budaya dan alam, promosi dan konservasi sumber daya budaya, keberlanjutan ekonomi dan sosial, serta ketahanan lingkungan.

Kemudian pengembangan pariwisata dan integrasi rantai nilai, tata kelola dan prioritas pariwisata, infrastruktur dan konektivitas, kesehatan, keselamatan, dan keamanan.

Pada edisi ketiga ini, UNWTO memilih 54 dari 260 desa yang mendaftar.

Penghargaan ini mengakui desa-desa yang terdepan dalam memelihara kawasan pedesaan dan melestarikan bentang alam, keanekaragaman budaya, nilai-nilai lokal, dan tradisi kuliner.

Baca juga: Cerita Warga Desa di Jepara Iuran Perbaiki Jalan Kabupaten yang Rusak Parah Bertahun-tahun

Tentang Penglipuran

Dikutip dari Harian Kompas, 13 April 2016, Desa Penglipuran adalah salah satu desa tua di Bali.

Desa tersebut diyakini sudah ada sejak abad ke-18 atau sejak zaman Kerajaan Bangli, dengan para leluhur penduduk desa berasa dari Desa Bayung Gede.

Penglipuran berasal dari kata pengeling, dari kata dasar "eling" yang artinya mengingat dan "pura" yang artinya tanah leluhur.

Dengan demikian, Penglipuran dapat diartikan ingat kepada tanah leluhur.

Sekitar 1990-an, ada proyek dari Dinas Pekerjaan Umum yang melakukan penataan pemukiman dan lingkungan melalui Intensifikasi Penyuluhan Perumahan (IPP) dan Kampung Implementasi Program (KIP).

Desa Penglipuran menjadi bagian dari penataan tersebut, sebagai upaya konservasi.

Baca juga: Citayam, Desa di Kabupaten Bogor yang Tersohor sejak Zaman Kolonial Belanda

Hasil penataan ini pun membuahkan hasil. Desa Penglipuran berubah menjadi desa yang indah dan sejuk.

Pemerintah Kabupaten Bangli kemudian mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Daerah Tingkat II Bangli Nomor 115 Tanggal 29 April 1993 yang menetapkan Desa Adat Penglipuran sebagai daerah kunjungan wisatawan.

Pengelolaan desa wisata diserahkan kepada warga Desa Penglipuran dengan pembagian retribusi tiket masuk 60 persen untuk pemerintah daerah dan 40 persen untuk desa.

Baca juga: Profil Desa Wadas, Tambang Batu Andesit, dan Polemik Bendungan Bener

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com