Bahkan, kabar baiknya, berkat kerja sama internasional untuk menghapus bahan kimia perusak ozon, lapisan yang sempat menipis di atmosfer ini dapat berangsur pulih kembali.
Baca juga: Bagaimana Terbentuknya Minyak Bumi, Benarkah dari Fosil Dinosaurus?
Richardson menjelaskan, melampaui batas-batas planet bukan berarti dunia telah mencapai titik kritis.
Namun, kondisi ini menjadi sinyal peringatan yang jelas terkait kesehatan planet Bumi.
Richardson pun menganalogikan kondisi planet dengan rekening bank, tetapi menggunakan mata uang berupa sumber daya Bumi yang digunakan manusia.
Saat umat manusia mulai melintasi batas-batas planet ini, maka saldo bank atau sumber daya akan menurun.
"Kita bisa berpesta, meski uang kita di bank semakin berkurang, tapi kita tidak bisa berpesta selamanya. Itulah situasi yang kita hadapi," katanya.
Baca juga: 6 Hewan Paling Lama Hidup di Bumi, Ada yang Bertahan Lebih dari 2.000 Tahun
Menurut para ilmuwan, melanggar satu batasan kemungkinan besar akan berdampak buruk pada batasan lainnya.
Misalnya, jumlah penyerapan karbon dioksida di atmosfer akan memengaruhi pengasaman laut.
Contoh lain, penebangan hutan atau deforestasi yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, akan memberikan dampak terhadap iklim yang sangat besar.
"Kemungkinan besar kita tidak dapat mencapai tujuan iklim yang telah diadopsi oleh komunitas internasional tanpa (pada saat yang sama) menghormati batasan deforestasi," ungkap Richardson.
Baca juga: Berapa Jumlah Manusia yang Pernah Tinggal di Bumi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.