Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Konflik Hamas Vs Israel, 187.500 Warga Gaza Mengungsi

Kompas.com - 10/10/2023, 12:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusian (OCHA) pada Selasa (10/10/2023) mengatakan, lebih dari 187.500 warga Gaza mengungsi akibat serangan balasan Israel.

Ini merupakan jumlah terbesar sejak serangan udara dan darat dilancarkan Israel pada 2014 yang menyebabkan sekitar 400.000 orang mengungsi.

Menurut badan itu, serangan udara Israel di Gaza telah menghancurkan 790 unit rumah dan merusak 5.330 unit rumah, dikutip dari AP News.

Kerusakan pada tiga lokasi air dan sanitasi juga telah memutus layanan bagi 400.000 warga Gaza.

Sementara itu, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) telah menampung lebih dari 137.000 orang di sekolah-sekolah.

Baca juga: Bagaimana Pasukan Hamas Bisa Membobol Pertahanan Israel?

Lebih banyak kehancuran

Serangan yang dilakukan oleh kedua belah pihak menciptakan lebih banyak kehancuran pada Senin (9/10/2023).

Di Kota Ashkelon, pesisir selatan Israel, tampak seorang pria memegang tongkat di satu tangan dan menggandeng seorang anak laki-laki yang lebih tua dengan tangan lainnya, bergabung dengan para pengungsi yang sedang digiring dari jalan setelah sebuah roket meledak di depan sebuah rumah.

Di Gaza, warga Palestina menyerahkan jenazah melalui kerumunan orang di reruntuhan kamp pengungsi Jebaliya.

Pesawat-pesawat tempur Israel melakukan pemboman intensif di Rimal, sebuah distrik perumahan dan komersial di pusat Kota Gaza, setelah mengeluarkan peringatan bagi warga untuk mengungsi.

Di tengah ledakan yang terus-menerus, gedung yang menampung kantor pusat perusahaan telekomunikasi Palestina juga hancur.

Baca juga: Hamas Terbuka untuk Perundingan Gencatan Senjata dengan Israel

Kecaman akan pengepungan total Gaza

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant sebelumnya telah memerintahkan pengepungan total di Gaza.

Pengepungan ini dilakukan dengan memutus aliran listrik dan memblokir masuknya makanan dan bahan bakar.

Sekretaris Jenderal Kelompok Bantuan Dewan Pengungsi Norwegia, Jan Egeland memperingatkan, pengepungan Israel akan berarti bencana besar bagi warga Gaza.

"Tidak ada keraguan bahwa hukuman kolektif merupakan pelanggaran hukum internasional," kata Egeland.

"Jika hal ini menyebabkan anak-anak yang terluka meninggal di rumah sakit karena kekurangan energi, listrik, dan pasokan, hal ini dapat dianggap sebagai kejahatan perang," sambungnya.

Pengepungan Israel akan membuat Gaza hampir seluruhnya bergantung pada penyeberangannya ke negara tetangga Mesir di Rafah.

Seorang pejabat militer Mesir yang enggan disebutkan namanya mengatakan, lebih dari 2 ton pasokan medis dari Bulan Sabit Merah Mesir dikirim ke Gaza.

Pihaknya juga berupaya mengatur pengiriman makanan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com