Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beragam Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Indonesia, Apa Saja?

Kompas.com - 27/09/2023, 14:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Weh-wehan atau Ketuin ini dilakukan dengan cara saling menukar makanan antartetangga.

Konon, tradisi Weh-wehan sudah dijalankan masyarakat Kaliwungu selama ratusan tahun.

Awalnya, weh-wehan hanya dilakukan oleh warga Desa Krajan Kulon dan Desa Kutoharjo, Kaliwungu. Namun belakangan kebiasaan ini meluas ke seluruh kecamatan.

Tradisi ini diperkirakan berawal dari salah satu penyebar agama Islam di Kaliwungu, Kiai Haji Asyari atau Kiai Guru.

Kala itu, Kiai Guru memberi makanan kepada masyarakat kampung pesantren sebagai bentuk kebahagiaan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Adapun makanan khas yang dibagikan yakni ketupat berbentuk segitiga dan berukuran kecil.

Ketupat yang disebut sebagai sumpil ini kemudian dibungkus dengan daun bambu dan cara memakannya diberi sambal kelapa.

Baca juga: Mengapa Ketupat Menggunakan Janur? Ini Maknanya

10. Endog-endogan (Banyuwangi)

Tradisi Endog-endogan atau Muludan Endog-endogan digelar oleh masyarakat Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur untuk merayakan Maulid Nabi.

Diperkirakan, tradisi ini sudah dilakukan turun-temurun sejak akhir abad ke-18 yang saat itu Islam masuk ke wilayah Kerajaan Blambangan.

“Endog” sendiri berarti telur dalam bahasa Jawa. Telur ini dipercaya sebagai simbol dari sebuah kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Tradisi ini dilakukan dengan melakukan pawai keliling kampung dan festival kesenian dengan unsur utamanya adalah telur.

Endog-endogan tersebut tak hanya dilaksanakan serentak sekali saja pada 12 Rabiulawal. Namun, tradisi itu biasanya dilaksanakan bertahap selama satu bulan penuh,

Pada hari pertama, akan dilaksakana di satu kampung kemudian hari berikutnya dilaksanakan di kampung lain.

11. Ampyang Maulid

Ampyang Maulid merupakan tradisi perayaan Maulid Nabi yang diadakan setiap tahun oeleh masyarakat Desa Loram Kulon dan Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Pada pelaksanaannya, masyarakat mengarak tandu gunungan berisikan nasi kepal yang dibungkus oleh daun jati.

Selain itu, ada pula gunungan yang berisikan buah-buahan dan hasil sayuran lainnya.

Nasi bungkus dalam ampyang berisi nasi lengkap dengan kerupuk dan sayur yang dibungkus daun jati.

Setelah jadi dan ditata dalam gunungan, ampyang kemudian diarak dalam tradisi kirab dan didoakan oleh tokoh pemuka dan sesepuh agama Islam di Loram Kulon.

Setelahnya, barulah ampyang dibagikan pada warga yang menjadi puncak acara setelah kirab berakhir.

Tradisi kirab Ampyang Maulid dipusatkan di halaman Masjid Wali At-Taqwa, Desa Loram Kulon yang berjarak sekitar tiga kilometer sebelah selatan kota Kudus.

Baca juga: Hari Libur Maulid Nabi Muhammad SAW 2023, Tanggal 27 atau 28 September?

(Sumber: Kompas.com/Alinda Hardiyanto | Editor: Puspasari Setyaningrum, Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Tren
Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Tren
Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Tren
Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Tren
Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Tren
Sempat Menjadi Satu Kesatuan, Mengapa Korea Pecah Menjadi Dua Negara?

Sempat Menjadi Satu Kesatuan, Mengapa Korea Pecah Menjadi Dua Negara?

Tren
Ini Harga BBM, Elpiji, dan Tarif Listrik yang Berlaku mulai 1 Juni 2024

Ini Harga BBM, Elpiji, dan Tarif Listrik yang Berlaku mulai 1 Juni 2024

Tren
Cara Cek Saldo Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan lewat Aplikasi Jamsostek Mobile

Cara Cek Saldo Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan lewat Aplikasi Jamsostek Mobile

Tren
Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Juni 2024

Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Juni 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com