“Pada kasus-kasus seperti ini harus dievaluasi lebih lanjut baik oleh para dermatologist (dokter kulit) maupun dokter anak, segera konsultasikan ke Sp.KK dan Sp.DVE terdekat atau dapat ke Sp.A dan Sp.BP-RE,” katanya.
“Apakah kelainan tersebut murni pada kulit saja atau terkait dengan gangguan fungsi organ lain sehingga membentuk kumpulan gejala yang disebut dengan sindrom,” imbuhnya.
Baca juga: Ramai soal Skrining Hipotiroid Kongenital Wajib untuk Bayi, Seberapa Pentingkah?
Meski begitu Ismiralda membenarkan bahwa salah satu penyakit yang bisa menimbulkan bercak merah pada bayi adalah hemangioma.
“Bercak merah pada bayi seperti ini bisa jadi terkait infantile hemangioma,” kata Ismiralda kepada Kompas.com, Rabu (13/9/2023).
Disebut dengan infantile hemangioma lantaran kondisi tersebut kebanyakan terjadi pada bayi (infant).
“Pada infantile hemangioma, umumnya tidak mengenai seluruh tubuh,” ucapnya.
Menurutnya, kelainan pembuluh darah ini bisa muncul sejak atau beberapa waktu setelah lahir dan bisa muncul di area tubuh mana saja.
“Pada infantile hemangioma biasa dapat mengecil sendiri, cukup diobservasi hingga usia enam tahun. Tapi bisa juga diberikan terapi propranolol untuk membantu mempercepat lesinya (bercak) mengecil,” jelasnya.
Meski begitu, hemangioma ini bisa membesar di area wajah dan disertai dengan gangguan jantung dan otak.
“Pada kasus-kasus tertentu hemangioma ini cukup besar di area wajah dan disertai gangguan organ jantung dan otak, sehingga membutuhkan tata laksana yang komprehensif dan cepat,” terangnya.
Baca juga: Benarkah Sering Tidur Telentang Bikin Kepala Bayi Datar atau Peyang?
Selain itu, Ismiralda menuturkan bahwa bercak merah pada bayi seperti dalam unggahan bisa juga berkaitan dengan sejumlah penyakit lainnya.
“Bisa jadi terkait beberapa penyakit atau gangguan pada pembuluh darah seperti henoch schonlein purpura (HSP), idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), dan vaskulitis generalisata,” tuturnya.
Pada HSP, kelainan yang tampak pada kulit berupa bercak-bercak merah yang tidak hilang.
“Akibat sel-sel darah keluar dari pembuluh darah dan tertimbun di jaringan kulit terutama pada area tungkai,” ungkapnya.
Penyakit HSP ini juga bisa mengenai organ lain seperti sendi, usus, dan ginjal.