Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Autoimun Psoriasis Vulgaris: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Kompas.com - 15/09/2023, 07:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Psoriasis vulgaris adalah suatu penyakit autoimun yang menyerang kulit.

Penderitanya mengalami bercak-bercak pada kulit, bersisik, dan meradang.

Kondisi psoriasis vulgaris  bisa muncul merata di seluruh tubuh. Meski demikian, psoriasis vulgaris bukanlah penyakit menular.

Jenis yang paling umum dari psoriasis vulgaris, yakni psoriasis plak. Plak atau sisik ini muncul pada kulit.

Kondisi psoriasis biasanya muncul secara hilang timbul. Kondisi tersebut akan muncul saat kambuh.

Area sisik akan muncul akibat sel-sel kulit menebal dan menumpuk.

Gejala psoriasis vulgaris

Penderita psoriasis vulgaris sering mengalami rasa gatal yang menyakitkan di sekitar area yang bersisik dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Sisik pada kulit tersebut muncul dari bercak-bercak kulit yang meradang dan kemudian berwarna keperakan.

Baca juga: BMKG: Indeks Sinar UV di Beberapa Daerah Aceh Bahaya bagi Kulit

Psoriasis vulgaris biasanya muncul pada area:

  • Kulit kepala
  • Lutut
  • Wajah
  • Tangan
  • Kaki
  • Bagian luar siku

Umumnya sisik yang terbentuk memengaruhi bagian tubuh yang sama, yakni di sisi kiri dan kanan tubuh.

Mereka yang mengalami pasoriasis vulgaris akan mengalami gejala:

  • Rasa gatal
  • Rasa terbakar
  • Rasa perih di area sisik

Adapun beberapa tampilan warna kulit pada penderita psoriasis vulgaris, yakni:

  • Pada kulit terang: kulit menjadi berwarna merah, merah muda dengan sisik putih keperakan.
  • Pada kulit cokelat: warna sisik putih keperakan bisa muncul di samping dan kulit berwarna seperti karang.
  • Pada kulit hitam: sisik pada kulit ini mungkin terlihat berwarna abu-abu dan sekitarnya menjai keunguan atau terlihat lebih gelap.

Penyebab psoriasis vulgaris

Ada beberapa penyebab dari psoriasis vulgaris di antaranya, yakni:

  • Makanan tertentu
  • Merokok
  • Stres
  • Cedera pada kulit
  • Reaksi obat
  • Infeksi

Bagaimana cara pengobatannya?

Pengobatan pada psoriasis vulgaris tergantung dari kondisi kulit penderita. Namun, cara pengobatannya sama untuk semua jenis kulit.

Dokter biasanya akan meresepkan steroid topikal untuk mengurangi pembengkakan dan kemerahan pada plak yang muncul.

Dokter terkadang juga meresepkan perawatan nonsteroid, seperti vitamin D3 sintesis dan vitamin A.

Selain pengobatan topikal, dokter biasanya juga akan memberikan pengobatan oral baik dalam bentuk cair atau pil.

Pengobatan lain untuk psoriasis vulgaris adalah fototerapi, yakni pemaparan kulit dengan sinar UV di bawah pengawasan medis.

Baca juga: 9 Penyebab Kulit Kucing Kering, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com