Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin Ditolak Hadir di Acara MTQ Internasional, Bupati Tanah Laut: Tak Ada Rencana Mengundang

Kompas.com - 07/09/2023, 12:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendapat penolakan saat menghadiri acara pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional di Tanah Laut, Kalimantan Selatan pada Selasa (5/9/2023).

Acara tersebut diselenggarakah oleh Pengurus Pusat Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh (JQH) Nahdlatul Ulama.

Pria yang akrab disapa Cak Imin ini pun mengaku marah atas penolakan tersebut.

"Saya marah karena kehilangan harga tiket dari Jakarta ke Banjarmasin. Marahnya saya, saya minta untuk diganti. Yang kedua marahnya saya, saya capek sebetulnya untuk ke sini, kok ternyata sampai sini tidak jelas ngundang saya. Tahu gitu enggak usah undang," kata Cak Imin, dikutip dari tayangan Kompas TV (6/9/2023).

Baca juga: Cak Imin: Panitia MTQ Nangis-nangis Minta Maaf karena Bupati Tanah Laut Menolak Saya

Kronologi Cak Imin ditolak hadiri MTQ Internasional

Bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu mengatakan, penolakan ini berasal dari Bupati Tanah Laut, Sukamta.

Ketika tiba di lokasi acara, Ketua Umum JQH Kiai Syaifullah Maksum menemui Cak Imin sambil menangis dan diminta Bupati Tanah Laut untuk menolak kehadirinnya.

Selain itu, Muhaimin mengatakan, acara bisa terancam batal jika dirinya tetap memberi sambutan.

"Setelah saya datang, Ketua Umum JQH nangis-nangis minta maaf acaranya ini enggak bisa dilangsungkan karena Bupati menolak dan minta supaya tidak sambutan atau saya membuka, oke saya tidak ada masalah," kata Cak Imin.

Muhaimin sebenarnya sudah ikhlas tidak memberikan sambutan dan hanya ikut hadir dalam acara tersebut.

Namun, Kiai Syaifullah kembali menemui Cak Imin dan menyampaikan pesan bahwa Bupati juga keberatan dengan kehadirannya di acara tersebut.

"Terus saya tanda tanya, lho panjenengan yang ngundang saya lho. Saya rugi tiket rugi waktu ke sini, kok nonton saja enggak boleh?" ujarnya.

Kendati demikian, Cak Imin memastikan tidak ada intimidasi dalam penolakan tersebut.

Cak Imin pun sempat bertanya kepada Kiai Syaifullah terkait kewenangan Bupati Tanah Laut dalam acara tersebut. Diketahui, sebagian dana yang digunakan dalam acara tersebut bersumber dari APBD.

"Jadi wajar yang punya anggaran enggak berkenan, tahu begitu saya biayai sendiri," jelas dia.

Baca juga: Ditolak Hadir dalam Acara MTQ di Tanah Laut, Cak Imin: Saya Ini Penerima Bintang Mahaputera

 

Klarifikasi Bupati Tanah Laut Sukamta

Terpisah, Bupati Tanah Laut Sukamta menepis tudingan bahwa dirinya mendapatkan tekanan di balik penolakan Cak Imin tersebut.

"Kabar itu tidak benar. Sama sekali tidak ada intimidasi dari pihak mana pun. Tidak ada," kata Sukamta, dikutip dari Tribun News.

Menurutnya, MTQ Internasional itu diselenggarakan di daerahnya berkat kolaborasi dengan JQHNU.

Sebab, ia juga memiliki program Gema Al-Quran yang mirip dengan MTQ. Oleh karena itu, dua acara tersebut digabungkan menjadi satu.

Sukamta sebelumnya juga mengusulkan acara itu dibuka oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin atau Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Akan tetapi, keduanya tidak bisa menghadiri acara tersebut, sehingga Sukamta sendiri yang akan membuka acara itu.

Ia juga menyatakan, tak ada kesepatakan atau rencana mengundang Cak Imin dalam pembukaan MTQ Internasional di Tanah Laut.

"Begitu kesepakatannya saat itu. Sama sekali tidak pernah muncul usulan nama Pak Muhaimin," ujarnya.

(Sumber: Kompas.com/Singgih Wiryono | Editor: Icha Rastika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Tren
5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

Tren
Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com