Pejabat Partai Bharatiya Janata (BJP), partai di bawah pimpinan Narendra Modi, mendukung perubahan nomenklatur atau tata nama negaranya.
Mereka berpendapat, nama India diperkenalkan oleh kolonial Inggris dan merupakan simbol perbudakan.
Pemerintah Inggris sempat memerintah India selama sekitar 200 tahun, hingga akhirnya India memperoleh kemerdekaan pada 1947.
Dikutip dari The Guardian, Selasa, Narendra Modi beberapa kali menghilangkan simbol-simbol pemerintahan Inggris yang tersisa dari lanskap perkotaan, institusi politik, dan buku sejarah.
Namun, undangan makan malam yang ditujukan kepada pimpinan negara-negara G20 menjadi langkah terbesar yang pernah dilakukan.
Modi disebut lebih terbiasa menyebut negaranya dalam bahasa Sanskerta Kuno.
Pemerintah pun telah mengadakan sidang khusus parlemen pada akhir bulan ini, tetapi tetap bungkam mengenai agendanya.
Kendati demikian, beberapa sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya mengatakan, anggota parlemen BJP akan mengajukan resolusi khusus untuk mendahulukan nama Bharat.
Rumor mengenai rencana tersebut mendapat persetujuan dan dukungan penuh dari berbagai pihak. Salah satunya, mantan pemain kriket Virender Sehwag.
"India adalah nama yang diberikan oleh Inggris (dan) sudah lama tertunda untuk mendapatkan kembali nama asli kami 'Bharat'," ujarnya.
Sementara itu, anggota parlemen India dari partai oposisi Kongres, Shashi Tharoor berharap, pemerintah tidak bertindak gegabah dengan sepenuhnya mengganti kata "India".
"Kita harus terus menggunakan kedua kata (India dan Bharat) tersebut daripada melepaskan klaim kita atas sebuah nama yang berbau sejarah, sebuah nama yang diakui di seluruh dunia," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.