Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Paus Sperma dan Asal-usul Penamaannya

Kompas.com - 02/09/2023, 15:15 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Paus sperma (Physeter catodon) adalah paus bergigi terbesar dengan panjang jantan mencapai 19 meter dan betina mencapai 12 meter.

Mereka mudah dikenali dari bentuk kepala perseginya yang sangat besar dan rahang bawahnya yang sempit.

Paus sperma bukanlah hewan yang asing di masyarakat. Namun, mungkin sebagian dari Anda masih bertanya-tanya mengapa mereka diberi nama demikian.

Baca juga: Kisah Paus Paling Kesepian, Hidup dengan Nyanyian yang Tak Pernah Dijawab Kawanan


Untuk mengetahui dari mana asal-usul nama paus sperma, simak penjelasannya berikut ini.

Karakteristik paus sperma

Dilansir dari laman National Oceanic and Atmospheric Administration, paus sperma umumnya berwarna abu-abu tua, dan beberapa memiliki bercak putih di perutnya.

Mereka adalah satu-satunya cetacea hidup yang memiliki lubang sembur tunggal yang terletak secara asimetris di sisi kiri ubun-ubun kepala.

Kepala mereka sangat besar, kira-kira sepertiga dari total panjang tubuhnya. Memiliki rahang bawahnya sempit dan sekitar 20-26 gigi besar di setiap sisi rahang bawah.

Baca juga: Kisah Bladerunner, Paus yang Terkena Baling-baling Kapal, Puluhan Tahun Hidup dengan Bekas Luka Khas

Sirip paus sperma berbentuk dayung dan kecil, dan mereka memiliki sirip punggung kecil yang rendah, tebal, dan biasanya membulat.

Paus sperma berburu makanan saat menyelam dalam yang secara rutin mencapai kedalaman 2.000 kaki dan dapat berlangsung selama 45 menit.

Makanan hewan ini terdiri dari spesies seperti cumi-cumi, hiu, ikan skate, dan ikan yang juga menghuni perairan laut dalam.

Paus sperma menghuni seluruh lautan di dunia dan penyebarannya bergantung pada sumber makanan atau kondisi yang cocok untuk berkembang biak.

Baca juga: 99 Persen Paus Orca Alami Penyakit Kulit, Apa Dampaknya?

Asal-usul nama paus sperma

Paus sperma adalah mamalia laut raksasa yang memiliki ciri unik yakni kepalanya yang sangat besar.SHUTTERSTOCK/Martin Prochazkacz Paus sperma adalah mamalia laut raksasa yang memiliki ciri unik yakni kepalanya yang sangat besar.

Nama paus sperma diambil dari zat lilin (spermaceti) yang ditemukan di kepalanya. Spermaceti adalah kantung minyak yang membantu paus memfokuskan suara.

Dilansir dari laman Encyclopedia Britannica, semua berawal dari masa kejayaan industri penangkapan ikan paus komersial, dari akhir abad ke-18 hingga abad ke-19.

Selama penangkapan ikan paus, ada organ di kepala paus yang mengandung cairan putih, dan dikira oleh para pemburu paus sebagai sperma ikan paus.

Dari sini lah awal mula mengapa paus dengan kepala besar ini disebut sebagai paus sperma.

Organ yang sekarang disebut sebagai spermaceti ini merupakan organ unik pada paus sperma, meskipun paus hidung botol juga memiliki organ serupa.

Volumenya cairan tersebut sekitar 2.000 liter dan dapat mencapai 40 persen dari panjang paus.

Baca juga: Paus Beluga yang Diduga Mata-mata Rusia Muncul di Lepas Pantai Swedia

Spermaceti dimanfaatkan oleh para pemburu paus karena dapat didinginkan untuk dijadikan lilin, krim kosmetik, pomade, produk finishing tekstil, dan pelumas industri.

Organ spermaceti dan lemak ikan paus juga mengandung minyak (sperm oil), minyak kuning pucat yang digunakan sebagai minyak penerangan unggul, pelumas, dan pembuatan sabun.

Meskipun perburuan paus tidak lagi menjadi ancaman besar, namun paus sperma terdaftar sebagai hewan yang terancam punah.

Hal ini disebabkan oleh perburuan paus komersial dari tahun 1800 hingga 1980-an yang menurunkan populasi paus sperma di seluruh dunia.

Kini, spesies paus sperma masih dalam masa pemulihan, dan jumlahnya kemungkinan besar akan meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com