Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/07/2023, 08:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mayoritas paus pembunuh atau Orcinus orca di Laut Pasifik Kanada dan Amerika Serikat yang terancam punah, menderita penyakit kulit.

Penelitian yang diterbitkan oleh Public Library of Science pada Rabu (28/6/2023) menunjukkan, 99 persen dari populasi orca mengalami penyakit kulit.

Dilansir dari The Seattle Times, para peneliti telah menganalisis foto sebanyak 20.000 penampakan orca yang diperoleh selama 2004-2016.

Hasil analisis menunjukkan, paus orca memiliki lesi menyerupai bercak abu-abu yang muncul semakin banyak dari waktu ke waktu.

Bercak warna abu dengan titik berwarna hitam itu memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi.

Para ilmuwan meneliti lekukan pada kulit orca itu lambat laun mengalami perubahan warna.

Sebenarnya, kemunculan lesi pada paus orca bukan sesuatu hal yang baru.

Ahli biologi satwa liar National Oceanic and Atmospheric Administration Brad Hanson mengatakan, lesi pada kulit orca itu telah diketahui cukup lama.

Baca juga: Fakta Orca, Mengapa Disebut Paus Pembunuh?


Dugaan penyebab lesi pada kulit orca

Kendati demikian, belum diketahui penyebab kemunculan lesi tersebut.

Para peneliti menduga bahwa kemunculan lesi berwarna abu-abu bisa disebabkan beberapa faktor, seperti lingkungan, perubahan iklim, dan tingkat radiasi ultraviolet.

Di sisi lain, aktivitas manusia dan efek polutan organik yang terus menerus terjadi juga berpengaruh pada kemunculan lesi ini.

Peneliti lainnya menduga, lesi pada kulit orca muncul karena adanya bakteri, jamur, atau virus tertentu.

Sedangkan dugaan lain mengatakan, bahwa lesi tersebut muncul karena penurunan sistem kekebalan orca dalam menghadapi penyakit.

Namun, belum ada data yang cukup mumpuni untuk menjawab asumsi-asumsi tersebut.

Lantas, apa bahaya penyakit kulit itu bagi orca?

Baca juga: Saat Sekelompok Orca Menyerang Kapal dan Mengikutinya hingga ke Pelabuhan...

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com