Sebuah penelitian pada 2018 menyarankan, konsumsi kelapa tidak boleh melebihi asupan lemak jenuh harian yang direkomendasikan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).
Rekomendasi asupan harian tersebut, yaitu kurang dari 10 persen dari total asupan kalori harian seseorang.
Sebab, penelitian dari Harvard University pada 2016 mencatat, asupan lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Namun, mengingat kelapa juga memiliki efek positif pada jantung, masih butuh lebih banyak penelitian untuk mengkaji hubungan daging buah ini dan kesehatan jantung dalam jangka panjang.
Baca juga: 6 Efek Samping Pisang jika Dikonsumsi Terlalu Banyak, Apa Saja?
Kebanyakan orang menganggap kelapa, termasuk daging dan airnya, sebagai makanan nabati yang sehat.
Meski benar, mengonsumsi daging buah tropis ini tanpa disadari turut berkontribusi terhadap penambahan berat badan.
Kenaikan berat badan disebabkan kandungan kalori dan lemaknya yang cukup tinggi. Selain itu, daging kelapa juga mengandung banyak gula, sekitar 5 gram per 80 gramnya.
Kendati demikian, efek samping daging kelapa dapat dicegah dengan membatasi jumlah asupan dan melakukan aktivitas fisik atau olahraga.
Baca juga: 4 Efek Samping Terong yang Jarang Diketahui, Apa Saja?
Daging kelapa mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol pada darah.
Dilansir dari laman Eat This, kondisi ini terutama berpengaruh terhadap kelompok orang yang secara genetik "sensitif" akan lemak jenuh.
Naiknya kolesterol akibat lemak jenuh pun lama-kelamaan akan meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan kesehatan, seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes.
Seperti bahan makanan lain, daging kelapa juga dapat memicu reaksi alergi pada sebagian orang.
Alergi makanan adalah suatu reaksi saat sistem kekebalan tubuh salah merespons bahan pangan sebagai ancaman.
Orang yang memiliki alergi biasanya akan mengeluarkan beberapa tanda saat mengonsumsi buah ini, seperti ruam dan gatal.
Bahkan, pada kasus yang parah, alergi makanan berpotensi menyebabkan anafilaksis yang dapat berujung pada kematian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.