KOMPAS.com - Sosok Dashrath Manjhi, "manusia gunung dari India", adalah bentuk pembuktian bahwa tidak ada sesuatu yang mustahil untuk dicapai.
Kisah hidupnya memberi pelajaran moral bahwa seorang pria kecil yang tidak punya uang maupun kekuatan mampu menantang gunung yang perkasa.
Berkat kecintaan luar biasa kepada mendiang istri, Falguni Devi, Manjhi nekat menghabiskan waktu lebih dari dua dekade untuk membelah gunung.
Kerja keras pria kelahiran 1934 itu membuahkan hasil. Jalan yang dibangunnya usai membelah gunung membawa banyak manfaat bagi penduduk desa.
Dilansir dari The Logical Indian, Dashrath Manjhi dibesarkan dalam keluarga minim secara finansial di desa Gehlaur, Bihar, India.
Dia lari dari rumah pada usia muda untuk bekerja di tambang batu bara yang berlokasi di Dhanbad.
Bertahun-tahun kemudian, tepatnya pada 1956, Manjhi kembali ke desa dan jatuh cinta dengan seorang gadis, Falguni Devi.
Yang mengejutkan, gadis itu ternyata merupakan sosok pengantin masa kecilnya. Namun, dikarenakan Manjhi menganggur, sang ayah menolak menikahkan Falguni Devi dengannya.
Manjhi pun nekat membawa Falguni Devi ke kehidupannya. Keduanya melangsungkan kawin lari.
Baca juga: Kasus Saridewi Djamani, Wanita Pertama dalam 20 Tahun yang Akan Dihukum Mati Singapura
Hidup sebagai pasangan suami istri, Manjhi masihlah pria biasa sampai dia kehilangan istrinya dalam sebuah insiden tragis.
Gehlaur adalah desa terpencil dan terbelakang. Sistem kasta masih berlaku di desa itu. Orang-orang dari kasta rendah diperlakukan dengan buruk oleh pemimpin desa.
Kala itu, perempuan dianggap sebagai obyek oleh orang-orang kuat di desa. Penduduk desa yang miskin juga harus melewati jalan sempit dan berbahaya, menyeberangi gunung besar, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hingga suatu hari pada 1959, Falguni Devi yang tengah hamil tua hendak mengantarkan makan siang untuk sang suami di ladang.
Dengan membawa buah cinta bersama Manjhi, Falguni Devi harus mendaki gunung di tengah terik matahari.
Sayangnya, kaki Devi terpeleset hingga membuatnya jatuh dari gunung berbatu itu. Di saat bersamaan, Manjhi yang belum mengatahui kejadian itu masih menanti kehadiran istri dan makanannya.