Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Jepang Buang Limbah Nuklir ke Laut, China Minta Gunakan untuk Minum dan Berenang

Kompas.com - 14/07/2023, 16:15 WIB
Nur Rohmi Aida,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Wang Wenbin meminta Jepang menggunakan air limbah radioaktif pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima jika memang air tersebut aman digunakan.

Hal itu disampaikan Wang menanggapi pernyataan Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi yang mengklaim bahwa air limbah tersebut aman.

Wang mengatakan, jika memang air limbah terkontaminasi tersebut aman untuk diminum atau berenang, seharusnya Jepang melakukannya.

"Kami menyarankan agar Jepang memanfaatkan air yang terkontaminasi dengan baik untuk tujuan tersebut dan mengizinkan orang-orang untuk meminumnya atau berenang di dalamnya daripada membuangnya ke laut dan menyebabkan kekhawatiran di kalangan masyarakat internasional," katanya, dikutip dari laporan GlobalTimes, Selasa (11/7/2023).

Baca juga: Rencana Jepang Buang Jutaan Ton Air Limbah Nuklir ke Laut, Apa Dampaknya?

Wang menyebutkan, laporan IAEA tentang keamanan pembuangan limbah ke laut itu kontroversial. Apalagi, para ahli yang terlibat dalam penilaian memiliki pandangan yang berbeda tentang keamanannya.

Menurut dia, pernyataan IAEA yang menyebut air limbah aman justru menunjukkan lembaga tersebut mengeluarkan laporan dengan tergesa.

Apa yang disampaikan IAEA juga dinilai Wang telah gagal menjawab keprihatinan masyarakat internasional.

Menurut dia, IAEA tak melakukan penilaian jangka panjang dari pengolahan air limbah yang terkontaminasi nuklir, serta tak melakukan penilaian pada peralatan pemurniannya.

Selain itu, lembaga tersebut juga dianggap Wang tak bisa memastikan air terkontaminasi nuklir yang diolah bisa memenuhi standar dalam jangka waktu 30 tahun ke depan.

"Dampak jangka panjang pembuangan air limbah yang terkontaminasi nuklir ke laut terhadap lingkungan laut dan keamanan pangan bukanlah sesuatu yang dapat dengan mudah disimpulkan oleh IAEA," ujarnya.

Baca juga: Warga Korea Selatan Panic Buying Garam, Dipicu Rencana Jepang Buang Limbah Nuklir

Tak mengundang WHO

Wang menyoroti Jepang belum mengundang organisasi profesional lain, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melakukan penilaian dari perspektif kesehatan.

Ia mempermasalahkan mengapa hanya IAEA yang diminta melakukan penilaian dengan data sampel yang disediakan Jepang dalam jumlah terbatas.

Wang menilai kesimpulan yang diambil IAEA hanya berdasarkan asumsi bahwa sistem pemurnian Jepang akan tetap efektif dan dapat diandalkan dalam jangka panjang serta tak memiliki kesalahan dalam pengolahan air buangan selama 30 tahun ke depan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Guncang Jepang Berimbas Bencana Nuklir Terburuk Kedua dalam Sejarah

Penilaian IAEA

Sebelumnya, dikutip dari Bloomberg, IAEA telah menyatakan rencana Jepang untuk melepaskan air limbah dari bencana nuklir Fukushima 2011 memenuhi standar keamanan global.

Badan tersebut menilai, pembuangan air diolah secara terkendali dan bertahap, sehingga pembuangannya ke Samudra Pasifik akan memiliki dampak radiologis yang bisa diabaikan oleh manusia dan lingkungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com