Namun, status ini juga memiliki dampak lain bagi Indonesia.
"Minusnya Indonesia akan lebih banyak meminjam dari skema pasar bukan menggunakan skema hibah dan skema pinjaman lunak (soft loan) yang bersifat bilateral-multilateral," kata Bhima kepada Kompas.com, Senin.
Baca juga: Sinyal Resesi Ekonomi Global, Apa yang Akan Terjadi?
Ia menuturkan, kelemahan lainnya adalah fasilitas perdagangan Indonesia bisa dievaluasi, seperti GSP (Generalized System of Preferences) untuk ekspor ke AS.
Sebab, Indonesia kini dianggap sudah tidak layak menerima penurunan tarif dan bea masuk ke negara maju.
Sebelumnya, Indonesia pernah masuk kategori upper middle income countries pada 2020 ketika Covid-19 melanda dunia.
Namun, status itu tak berlangsung lama karena kondisi perekonomian Indonesia turun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.