Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Mengolah Torpedo Kambing Jadi Sate, Adakah Manfaatnya bagi Kesehatan?

Kompas.com - 30/06/2023, 17:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Saat Idul Adha, ada unggahan viral yang menyebutkan bahwa torpedo kambing banyak diolah menjadi sajian sate.

Unggahan itu ditayangkan oleh akun Twitter ini pada Kamis malam.

Terdapat foto yang menampilkan sejumlah torpedo kambing di dalam unggahan tersebut.

CW // Torpedo Kambing pada yg suka torpedo ga si?? Ayah ku suka bangett kalo di sate,” tulis pengunggah.

Hingga Jumat (30/6/2023), unggahan itu sudah dilihat lebih dari satu juta kali dan mendapat 6.756 suka.

Beberapa warganet menanyakan apa khasiat kesehatan dari mengonsumsi torpedo kambing tersebut.

Baca juga: Banyak Dikonsumsi Saat Idul Adha, Ini Sederet Manfaat Daging Kambing untuk Kesehatan

Penjelasan ahli

Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Raharjo mengatakan, torpedo kambing adalah bagian testis dari hewan tersebut.

Torpedo kambing adalah testis, seperti lato-lato,” ucap Slamet kepada Kompas.com, Jumat (30/6/2023).

Slamet menyebut, testis tersusun dari sel sertoli penghasil spermatozoa yang teksturnya sangat lembut dan bergizi tinggi.

“Nilai gizinya sangat tinggi terutama protein dan lemak/kolesterol yang menjadi bahan baku untuk produksi spermatozoa,” jelasnya.

Baca juga: Mengapa Daging Kambing Bau Prengus?

Manfaat kesehatan torpedo kambing

Dr Boyke Dian Nugraha mengungkapkan bahwa torpedo kambing berisi jaringan otot dan lemak.

Secara umum, manfaat kesehatan torpedo kambing hampir sama dengan daging kambing pada umumnya.

Di dalam torpedo dan daging kambing ada senyawa khusus, yaitu fenilalanin.

"Fenilalanin inilah yang bisa meningkatkan gairah seks," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat.

Senyawa ini juga ada di dalam cokelat atau kakao.

Halaman:

Terkini Lainnya

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com