KOMPAS.com - Tekanan darah rendah selama kehamilan adalah sesuatu yang normal, terutama pada trimester pertama dan kedua kehamilan.
Tekanan darah rendah selama kehamilan biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan yang signifikan, dan kebanyakan wanita dapat mengobatinya di rumah.
Namun, tekanan darah yang sangat rendah dapat menimbulkan risiko, bahkan pada beberapa wanita bisa menyebabkan gejala yang mengganggu.
Kondisi tersebut juga bisa berisiko pada kesehatan bayi yang ada dalam kandungan.
Baca juga: 9 Gejala Tekanan Darah Rendah Saat Kehamilan, Apa Saja?
Dilansir Healthline, penurunan tekanan darah pada ibu hamil umum terjadi selama 24 minggu pertama kehamilan.
Ini saat di mana sistem peredaran darah mulai berkembang, dan perubahan hormonal menyebabkan pembuluh darah Anda membesar.
Kehamilan dapat menyebabkan banyak perubahan karena tubuh wanita beradaptasi dengan upaya yang diperlukan untuk melahirkan bayi.
Baca juga: 4 Jenis Makanan yang Baik untuk Penderita Darah Rendah, Apa Saja?
Tekanan darah juga sedikit berubah tergantung pada tingkat energi, kegugupan, gaya hidup, dan tingkat stres sang ibu. Tekanan bisa lebih tinggi atau lebih rendah.
Jika Anda mengalami gejala tekanan darah rendah saat hamil, beri tahu dokter kehamilan Anda, dan pastikan untuk lebih memperhatikan kondisi hidrasi selama ini.
Tekanan darah rendah terkait kehamilan biasanya akan hilang di akhir kehamilan atau segera setelah melahirkan.
Penting untuk memeriksakan dan memantau tekanan darah Anda selama kehamilan untuk menghilangkan penyebab yang mendasarinya, seperti anemia atau kehamilan ektopik.
Baca juga: 7 Cara Mencegah Kondisi Tekanan Darah Rendah, Apa Saja?
Salah satu risiko utama bagi wanita yang memiliki tekanan darah rendah parah adalah jatuh akibat pingsan. Terutama karena berdiri terlalu cepat setelah duduk atau berbaring.
Dikutip dari laman Medical News Today, bagi wanita yang sedang hamil, pingsan bisa cukup berbahaya. Tekanan darah rendah parah juga dapat menyebabkan syok atau kerusakan organ.
Kondisi ini juga dapat berpengaruh kepada bayi dalam kandungan, karena mencegah darah mencapai bayi, yang menimbulkan risiko bagi kesehatan bayi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.