APAKAH ChatGPT dapat dikreditkan sebagai penulis kedua atau co-author? Hal ini tengah menjadi perdebatan kalangan ilmiah. Peran artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam riset dan penulisan jurnal ilmiah terus bergulir.
Hal cukup mengejutkan tatkala Elsevier, pengelola jurnal ilmiah terkemuka dunia, membuat sejarah dengan menerima ChatGPT sebagai penulis kedua (co-author).
Aditya Anil, dalam artikel berjudul ChatGPT is Recognised as Author by Elsevier, yang dilansir DataDivenInvestor pada 22 Maret 2023, mengatakan ChatGPT diakui sebagai penulis oleh Elsevier dan sudah memiliki kutipan untuk tiga dokumen yang diterbitkannya.
Selain Elsevier, Cambridge University Press, dengan konteks berbeda, tampaknya juga mengizinkan penggunaan ChatGPT untuk penulisan akademik.
Baca juga: ChatGPT dan Etika Akademis
Di sisi lain, banyak peneliti berpendapat bahwa platform AI tidak boleh dikreditkan sebagai penulis untuk jurnal penelitian. Elsevier, yang menerbitkan sekitar 2.800 jurnal, memungkinkan penggunaan platform AI untuk meningkatkan keterbacaan dan bahasa artikel penelitian. Namun alat itu tidak untuk menggantikan tugas utama yang harus dilakukan penulis, seperti menafsirkan data atau menarik kesimpulan ilmiah.
Andrew Davis dari Elsevier menambahkan, penulis tetap harus menyatakan bahwa mereka telah menggunakan AI dan bagaimana mereka menggunakannya.
Sikap berbeda ditunjukan penerbit jurnal ilmiah lainnya. The Guardian (26/1/2023) dalam laporan bertajuk, "Science Journals Ban Listing of ChatGPT as Co-Author on Papers" menyebutkan, penerbit ribuan jurnal ilmiah telah melarang atau membatasi penggunaan chatbot canggih berbasis AI sebagai kontributor. Larangan muncul di tengah kekhawatiran bahwa hal itu dapat menjadikan literatur akademik dan penelitian yang cacat dan bahkan dibuat-buat.
Sementara National Library of Medicine USA, dalam rilisnya berjudul “ChatGPT is Fun, But Not an Author” (26/1/2023), mengutip pendapat Ilmuwan terkenal Holden Thorp. Thorp mengemukakan bahwa menggunakan AI generatif seperti ChatGPT memang menyenangkan, tetapi memiliki implikasi serius untuk sains dan akademisi.
Menurut dia, penggunaan ChatGPT dalam persiapan makalah pun bermasalah karena ChatGPT sering membuat banyak kesalahan. Jika para ilmuwan mengandalkan program AI untuk menyiapkan tinjauan pustaka atau meringkas temuan mereka, konteks pekerjaan yang tepat, dan pengawasan mendalam, tanpa kalibrasi dengan data akurat lain, hal akan berpotensi mendapatkan hasil yang menyesatkan.
Thorp, pemimpin redaksi jurnal Science AS yang terkemuka itu, mengumumkan kebijakan editorial yang melarang penggunaan teks dari ChatGPT dan mengklarifikasi bahwa program tersebut tidak dapat dicantumkan sebagai penulis.
Thorp menyatakan, mengingat hiruk-pikuk yang terjadi maka tidak akan mengizinkan ChatGPT untuk dikreditkan sebagai penulis atau teksnya digunakan dalam makalah jurnal ilmiah terkemuka. Penulis diwajibkan untuk menandatangani formulir, yang menyatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas kontribusi mereka terhadap karya tersebut. Karena ChatGPT tidak dapat melakukan hal itu, maka tidak dapat menjadi penulis.
Baca juga: Perkembangan Artificial Intelligence ibarat Pisau Bermata Dua
Sebagaimana dirilis American Association For The Advancement of Science (AAAS) 2023, Holden Thorp sendiri bukan pakar sembarangan. Dia pemimpin redaksi Science Family of Journals sejak 28 Oktober 2019. Sebelumnya dia rektor Universitas Washington (2013 hingga 2019). Thorp juga rektor ke sepuluh di University of North Carolina di Chapel Hill (UNC) dari tahun 2008 hingga 2013.
Hal senada terkait AI juga dilakukan Springer-Nature, yang menerbitkan hampir 3.000 jurnal. Springer-Nature memperbarui panduannya. Jurnal itu menyatakan bahwa ChatGPT tidak dapat dicantumkan sebagai penulis.
Namun penerbit tidak langsung secara konservatif melarang ChatGPT. Alat tersebut dan alat-alat lain yang sejenis masih dapat digunakan dalam penyusunan makalah, asalkan rincian lengkapnya diungkapkan dalam naskah.
Michael Eisen, pemimpin redaksi eLife, mengatakan, ChatGPT tidak bisa menjadi seorang penulis, tetapi dia melihat pengadopsiannya sebagai hal yang tak terhindarkan. Penulis diminta untuk terbuka tentang penggunaannya dan menjelaskan bagaimana alat itu digunakan dan bertanggung jawab atas hasilnya.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.