Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Disease X, Penyakit yang Dikhawatirkan WHO Bakal Jadi Pandemi Baru

Kompas.com - 28/05/2023, 12:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa hari setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan akhir dari darurat kesehatan global pandemi Covid-19, kini muncul kekhawatiran baru akan adanya Disease X.

Bahkan, WHO menyebut Disease X berpotensi menjadi pandemi berikutnya.

"Ancaman munculnya varian lain yang menyebabkan gelombang baru penyakit dan kematian tetap ada, dan ancaman munculnya patogen lain dengan potensi yang lebih mematikan tetap ada," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam Majelis Kesehatan Dunia ke-76 di Jenewa, Swiss, Senin (22/5/2023).

"Perencanaan dan kesiapsiagaan sangat penting untuk melawan wabah apa pun di masa depan dengan dampak yang menghancurkan," sambungnya.

Baca juga: WHO Sebut Covid-19 Tak Lagi Jadi Darurat Kesehatan Global, Apa Artinya? Ini Penjelasan Epidemiolog

Baca juga: WHO Cabut Status Darurat Kesehatan Global untuk Covid-19, Ini Langkah Kemenkes

Apa itu Disease X?

Disease X mewakili pengetahuan bahwa epidemi internasional yang serius dapat disebabkan oleh patogen yang saat ini tidak diketahui menyebabkan penyakit pada manusia, dikutip dari NDTV.

WHO sendiri menggunakan istilah Disease X untuk penyakit yang tidak diketahui pada 2018.

Setahun kemudian, Covid-19 muncul sebagai virus penyebab pandemi.

Istilah tersebut telah menjadi sorotan dunia, dengan banyak ahli mengeklaim bahwa Disease X berikutnya akan bersifat zoonosis, seperti Ebola dan Covid-19.

Baca juga: Virus Marburg yang Mematikan Terdeteksi di Afrika, Apa Gejalanya?

Beberapa ahli lain menyebut Disease X sebagai patogen yang bisa dibuat oleh manusia.

"Kemungkinan patogen pandemi yang direkayasa juga tidak dapat diabaikan," kata sebuah studi di Jurnal Infection Control & Hospital Epidemiology.

Selain Disease X, penyakit lain yang masuk dalam daftar sorotan WHO adalah virus Marburg, demam berdarah Krimea-Kongo, demam Lassa, penyakit nipah dan henipaviral, demam Lembah Rift, dan sindrom pernapasan Timur Tengah.

Tahun lalu, pakar kesehatan di Inggris juga telah memperingatkan pemerintah untuk bersiap menghadapi Disease X di tengah kemunculan virus polio dari sampel limbah London, cacar monyet, demam Lassa, dan flu burung dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Gejala Infeksi Virus Marburg dan Cara Mengatasinya

Mengapa Disease X kembali ramai diperbincangkan?

Ilustrasi virus marburg, gejala virus marburg, asal usu virus marburg, virus marburg di Indonesia, virus marburg pandemi, penularan virus marburg, cara mencegah virus marburg.  Shutterstock/Mauro Rodrigues Ilustrasi virus marburg, gejala virus marburg, asal usu virus marburg, virus marburg di Indonesia, virus marburg pandemi, penularan virus marburg, cara mencegah virus marburg.

Dikutip dari India Today, perbincangan mengenai Disease X belakangan muncul kembali setelah adanya kasus demam berdarah di Kongo.

Seorang wanita di Kongo disebut menunjukkan gejala demam berdarah. Tapi, pengujian untuk beberapa penyakit, termasuk ebola, menunjukkan hasil negatif.

Halaman:

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Daging Alot Disebabkan karena Kondisi Sapi yang Stres, Benarkah?

Daging Alot Disebabkan karena Kondisi Sapi yang Stres, Benarkah?

Tren
10 Formasi CPNS dan PPPK 2023 yang Dibuka untuk Lulusan SMA, Apa Saja?

10 Formasi CPNS dan PPPK 2023 yang Dibuka untuk Lulusan SMA, Apa Saja?

Tren
Fakta dan Dugaan Ajudan Kapolda Kaltara Tewas di Rumah Dinas, Hasil Otopsi Meninggal karena Luka Tembak di Dada Kiri

Fakta dan Dugaan Ajudan Kapolda Kaltara Tewas di Rumah Dinas, Hasil Otopsi Meninggal karena Luka Tembak di Dada Kiri

Tren
Bunga yang Tumbuh di Antartika Disebut sebagai Pertanda Buruk, Benarkah?

Bunga yang Tumbuh di Antartika Disebut sebagai Pertanda Buruk, Benarkah?

Tren
Alasan Kementan Angkat Lesti Kejora Jadi Duta Petani Milenial

Alasan Kementan Angkat Lesti Kejora Jadi Duta Petani Milenial

Tren
5 Fakta Kecelakaan di Exit Tol Bawen, Klakson Panjang Sebelum Menabrak dan 4 Orang Meninggal Dunia

5 Fakta Kecelakaan di Exit Tol Bawen, Klakson Panjang Sebelum Menabrak dan 4 Orang Meninggal Dunia

Tren
Bagaimana Cara Deteksi Penyakit Lupus dan Apa Saja Gejalanya?

Bagaimana Cara Deteksi Penyakit Lupus dan Apa Saja Gejalanya?

Tren
Lowongan Kerja BTN 'Officer Development Program', Ini Cara Daftarnya

Lowongan Kerja BTN "Officer Development Program", Ini Cara Daftarnya

Tren
Mulai Hari Ini, Simak Cara Daftar Uji Coba Gratis Tahap 2 Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Mulai Hari Ini, Simak Cara Daftar Uji Coba Gratis Tahap 2 Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Tren
6 Pilihan Diet Terbaik untuk Menurunkan Berat Badan di Usia 50 Tahun ke Atas

6 Pilihan Diet Terbaik untuk Menurunkan Berat Badan di Usia 50 Tahun ke Atas

Tren
Jateng Berpotensi Alami Kekeringan Akhir September 2023, Apa Sebabnya?

Jateng Berpotensi Alami Kekeringan Akhir September 2023, Apa Sebabnya?

Tren
6 Jenis Kopi yang Baik Diminum untuk Menurunkan Berat Badan

6 Jenis Kopi yang Baik Diminum untuk Menurunkan Berat Badan

Tren
[POPULER TREN] Kronologi Kecelakaan Maut di Exit Tol Bawen | Manfaat Air Cucian Beras

[POPULER TREN] Kronologi Kecelakaan Maut di Exit Tol Bawen | Manfaat Air Cucian Beras

Tren
Kecelakaan di Exit Tol Bawen, Polisi Amankan Sopir Truk

Kecelakaan di Exit Tol Bawen, Polisi Amankan Sopir Truk

Tren
Kronologi Kecelakaan Exit Tol Bawen: Rem Truk Blong, 3 Orang Tewas

Kronologi Kecelakaan Exit Tol Bawen: Rem Truk Blong, 3 Orang Tewas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com