KOMPAS.com - Asam lambung adalah kondisi mulas akibat kandungan asam lambung yang naik hingga ke tenggorokan.
Perut mengandung asam yang berfungsi membantu memecah makanan yang masuk, sekaligus sebagai pelindung dari patogen seperti bakteri.
Cincin otot sfingter gastroesophageal, biasanya bertindak sebagai katup yang memungkinkan makanan masuk ke perut, kemudian mencegahnya agar tidak kembali ke kerongkongan.
Ketika katup ini gagal menutup, isi dan kandungan asam dalam lambung dapat naik kembali ke kerongkongan, hal ini yang dikenal sebagai kondisi asam lambung naik.
Gejala asam lambung yang terlalu sering dialami, bisa jadi merupakan tanda GERD (gastroesophageal reflux disease).
GERD adalah kondisi asam lambung kronis yang lebih serius atau parah, ditandai dengan kondisi asam lambung naik yang dirasakan terus menerus.
Baca juga: Sakit Kepala karena Asam Lambung? Ini Tips Mengatasinya
Dikutip dari National Library of Medicine, pasien dengan gejala GERD klasik disertai batuk cenderung mengalami batuk terkait GERD atau asam lambung kronis.
Sering batuk di malam hari atau batuk setelah makan adalah gejala yang berhubungan dengan kondisi batuk yang disebabkan oleh asam lambung.
Selain itu, lebih mudah untuk menunjuk GERD sebagai penyebab potensial ketika pasien batuk menunjukkan riwayat dan gejala GERD, mulas, atau regurgitasi.
Sejalan dengan itu, dilansir Healthline, seseorang berisiko mengalami batuk kronis jika menderita penyakit GERD.
Beberapa orang dewasa mungkin mengalami GERD dengan gejala berupa sendawa, mengi, kesulitan menelan, dan batuk kronis.
Baca juga: Waspada, Ini 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Memicu Asam Lambung Naik
GERD atau asam lambung kronis adalah salah satu penyebab paling umum dari kondisi batuk yang terus-menerus.
Mayoritas orang dengan batuk yang diinduksi GERD tidak memiliki gejala klasik asam lambung naik, seperti mulas.
Batuk kronis dapat disebabkan oleh asam lambung atau naiknya isi lambung yang tidak bersifat asam.