Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Alexander Aur
Dosen Filsafat Universitas Pelita Harapan

Pengajar filsafat pada Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Banten.

Sampah Makanan, Logika Konsumsi dan "Ecology Selfhood"

Kompas.com - 03/05/2023, 09:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Akan tetapi timbul pertanyaan lebih lanjut: bersamaan dengan rasa asing, mengapa diri manusia terarah kepada segala hal yang non-manusia di dalam alam ini?

Pertanyaan ini sekaligus merupakan kemungkinan bagi upaya membangun citra diri ekologis. Mengalami secara langsung alam dengan tubuh biologis merupakan awal mula membangun citra diri ekologis.

Pengalaman langsung tersebut terjadi karena “tubuh terarah kepada alam,” kata filsuf Merleau-Ponty (John R White, 2017). Tubuh memiliki sensitivitas korporeal terhadap lingkungan alam. Tubuh mampu memberi reaksi terhadap sampah makanan seperti makanan basi, ikan, dan sayuran yang membusuk.

Keterarahan tubuh terhadap alam dan sensivitas tubuh yang lahir dari pengalaman langsung dengan alam oleh karena struktur autopoieis tubuh manusia. Kumpulan molekul dan karbon dalam tubuh manusia memampukan tubuh bereaksi terhadap berbagai keadaan lingkungan dan memungkinkan manusia mempersepsikan pengalaman tersebut (Adam Riggio, 2015).

Dengan demikian, struktur autopoiesis ragawi dan persepsi atas pengalaman langsung merupakan fundasi bagi upaya mengonstruksikan citra diri ekologis. Citra diri ekologis merupakan basis antropologis etika lingkungan. Keberadaan manusia dalam etika lingkungan dengan basis antropologis yang demikian, adalah manusia yang hidupnya saling tergantung dengan alam.

Tindakan mengatasi masalah sampah makanan seperti mencermati logika konsumsi, mengendalikan pola konsumsi, dan mengolah sampah makanan untuk menghasilkan energi biogas, merupakan modus operandi etika lingkungan berbasis citra diri ekologis. Dengan demikian, manusia hakekat diri, sikap dan tindakan manusia senantiasa tidak melahirkan persoalan baru bagi lingkungan hidup dan tetap menunjang kehidupan di Bumi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com